Faktor Prediktor Terjadinya Infeksi Oportunistik Pada Anak dengan Infeksi HIV Yang Mendapat Terapi Antiretrovirus

Idha Kurniasih, Dr. dr. RR. Ratni Indrawanti, Sp.A(K); dr. Wahyu Damayanti, M.Sc, Sp.A(K)

2025 | Tesis | S2 Kedokteran Klinik

INTISARI 

Latar Belakang: Infeksi HIV pada anak dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, salah satunya adalah infeksi oportunistik yang dapat memperburuk kondisi pasien. Meskipun terapi antiretroviral (ARV) telah terbukti efektif dalam menekan replikasi virus, anak-anak dengan HIV tetap berisiko tinggi mengalami infeksi oportunistik. Faktor-faktor seperti jenis kelamin, stadium klinis berdasarkan WHO, status gizi, jumlah CD4, kepatuhan konsumsi ARV dan konsumsi profilaksis kotrimoksazole merupakan variabel yang dapat mempengaruhi kejadian infeksi tersebut. Oleh karena itu, identifikasi faktor prediktor yang berperan dalam terjadinya infeksi oportunistik pada anak dengan HIV sangat penting guna meningkatkan kualitas hidup dan hasil pengobatan pasien.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berperan sebagai prediktor terjadinya infeksi oportunistik pada anak yang menerima terapi ARV 

Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan subjek penelitian adalah pasien anak berusia ?18 tahun yang terdiagnosis HIV dan menerima terapi ARV di RSUP Dr. Sardjito pada periode 2017 hingga 2024. Data yang dianalisis meliputi jenis kelamin, stadium klinis berdasarkan WHO, status gizi, jumlah CD4, kepatuhan terapi, dan pemberian profilaksis kontrimoksazole. Untuk menganalisis faktor-faktor yang berperan sebagai prediktor terjadinya infeksi oportunistik, digunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik.

Hasil Penelitian:  Didapatkan 40 subyek penelitian yang memenuhi kriteria penelitian. Sebanyak 6 subyek mengalami infeksi oportunistik (15%). Sebagian besar subyek penelitian adalah perempuan (55%), awal terdiagnosis sesuai dengan stadium klinis WHO stage I (67,5%), dengan jumlah CD4 ringan (52,5%), dan status anemia dalam kondisi tidak anemia (82,5%).  Hasil analisis bivariat menunjukkan status anemia (RR = 5,667 (IK 95% 1,477-21,7390); p = 0.003) dan kepatuhan konsumsi ARV (RR = 9,429; IK 95% 2,128-41,777); p = 0.005) merupakan prediktor terjadinya infeksi oportunistik. Pada analisis multivariat, status anemia merupakan faktor prediktor independent terjadinya infeksi oportunistik. 

Kesimpulan : Status anemia merupakan faktor prediktor yang independen terhadap terjadinya infeksi oportunistik pada anak dengan HIV

ABSTRACT

Background: HIV infection in children can lead to a variety of health complications, one of the most significant being opportunistic infections, which can worsen the patient's condition. Although antiretroviral therapy (ARV) has proven effective in suppressing viral replication, children with HIV remain at high risk for opportunistic infections. Factors such as nutritional status and CD4 count are variables that can influence the occurrence of these infections. Therefore, identifying predictive factors for opportunistic infections in children with HIV is crucial to improving the quality of life and treatment outcomes for these patients.

Objective: This study aims to analyze factors that act as predictors for the occurrence of opportunistic infections in children receiving ARV therapy and to evaluate the impact of these factors on the incidence of opportunistic infections.

Methods: This study uses a retrospective cohort design with pediatric patients aged ?18 years who were diagnosed with HIV and received ARV therapy at RSUP Dr. Sardjito from 2017 to 2024. The data analyzed include sex, CD4 count, nutritional status, ARV adherence, and cotrimoxazole prophylaxis. Univariable, bivariate, and multivariate analyses using logistic regression were performed to determine predictive factors for the occurrence of opportunistic infections.

Results: A total of 40 subjects met the study criteria, with 6 subjects (15%) experiencing opportunistic infections. Most of the subjects were female (55%), diagnosed at WHO stage I (67.5%), with mild CD4 counts (52.5%), and without anemia (82.5%). Bivariate analysis showed that anemia status (RR = 5.667, 95% CI 1.477-21.739; p = 0.003) and ART adherence (RR = 9.429, 95% CI 2.128-41.777; p = 0.005) were significantly associated with opportunistic infections. In multivariate analysis, anemia status remained a significant independent predictor.

Conclusion: Anemia status is an independent predictive factor for the occurrence of opportunistic infections in children with HIV.

Kata Kunci : opportunistic infections, HIV, ARV therapy, predictors, nutritional status, CD4, children.