Analisis Kontrastif Sistem Honorifik dalam Bahasa Korea dan Bahasa Sunda
Azelsya Attabi Rajabsa, Dr. Hwang Who Young, M. A.
2025 | Skripsi | BAHASA KOREAPenelitian ini membandingkan sistem honorifik dalam bahasa Korea dan bahasa Sunda. Penelitian ini bertujuan untuk mengkontraskan sistem dan penggunaan honorifik dalam bahasa Korea dan bahasa Sunda yang digunakan dalam drama Korea “Alchemy of Souls (??, Hwanhon) Season 2” dan drama Sunda “Golodog Sunda”. Analisis dilakukan berdasarkan teori sistem honorifik dari buku yang ditulis oleh Koo Bon-Kwan, et al. (2015) dan Ardiwinata (1984) dengan metode kontrastif. Penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa Korea dan Sunda sama-sama memiliki tingkatan bahasa dalam situasi formal dan informal dan penggunaan pronomina yang berbeda pada setiap tingkatan. Persamaan lainnya juga terbentuk melalui faktor usia, konteks, dan hubungan sosial. Namun, kedua bahasa tersebut memiliki perbedaan sistem dan cara mewujudkan honorifiknya. Bahasa Korea terbagi menjadi sistem honorifik terhadap subjek, objek, lawan bicara, ekspresi merendahkan diri, dan kosakata khusus. Honorifik bahasa Korea lebih kompleks dan berfokus pada pembentukan secara gramatikal, mulai dari pelekatan partikel sampai ending. Contohnya adalah pelekatan partikel penanda subjek ‘-??, -kkeso’ sebagai bentuk honorifik dari ‘-?/?, i/ga’ dan yang utama adalah pelekatan pre-final ending ‘-(?)?-, -(eu)si-‘ pada predikat kalimatnya. Namun, dapat juga terbentuk secara leksikal melalui kosakata khusus honorifik, seperti nomina ‘??, seongham’ (nama) sebagai bentuk honorifik dari ‘??, ireum’. Sementara itu, dalam bahasa Sunda terbagi menjadi bentuk halus, sedang/netral, dan kasar. Honorifik bahasa Sunda hanya terbentuk secara leksikal dari hampir seluruh kelas katanya. Contohnya adalah kata konjungsi ‘sareng’ (dan) sebagai bentuk halus dari ‘jeung’. Dari analisis kontrastif ini dapat disimpulkan, bahwa sistem honorifik bahasa Korea lebih menekankan pada pembentukan secara gramatikal, sementara bahasa Sunda lebih menekankan pada unsur leksikal. Hal itulah yang menjadi perbedaan utama di antara sistem honorifik kedua bahasa tersebut.
This study compares the honorific systems in Korean and Sundanese languages. The research aims to contrast the systems and uses of honorifics in Korean and Sundanese as portrayed in the Korean drama "Alchemy of Souls (??, Hwanhon) Season 2" and the Sundanese drama "Golodog Sunda”. The analysis is based on the honorific system theories presented in the book by Koo Bon-Kwan et al. (2015) and Ardiwinata (1984), utilizing a contrastive method. The findings indicate that both Korean and Sundanese languages have language levels applicable in formal and informal situations, along with differing pronoun usages at each level. Additional similarities arise from factors such as age, context, and social relationships. However, both languages exhibit differences in their honorific systems and how they realize honorifics. Korean is divided into systems of honorifics for the subject, object, listener, self-lowering expressions, and specific vocabulary. The honorifics in Korean are more complex and focus on grammatical formation, ranging from the attachment of particles to endings. For instance, the subject marker particle ‘-??, -kkeso’ serves as the honorific form of ‘-?/?, -i/ga,’ while the main focus is on the pre-final ending ‘-(?)?-, -(eu)si-’ attached to the predicate of the sentence. Additionally, honorifics can also be lexically formed through specific honorific vocabulary, such as the noun ‘??, seongham’ (name) as the honorific form of ‘??, ireum’. On the other hand, the Sundanese language is categorized into polite, neutral, and informal forms. Sundanese honorifics are just lexically formed from nearly all word classes. For example, the conjunction ‘sareng’ (and) is a polite form of ‘jeung’. From this contrastive analysis, it can be concluded that the honorific system in Korean emphasizes grammatical formation, while the Sundanese language places more emphasis on lexical elements. This is the main difference between the honorific systems of the two languages.
Kata Kunci : Sistem Honorifik, Bahasa Korea, Bahasa Sunda, Kontrastif