Kredit Berkelanjutan dan Risiko Perbankan di Indonesia
An Nisa Febri Azis, Prof. Dr. Tandelilin Eduardus, M.B.A.
2024 | Tesis | S2 Manajemen
Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh penyaluran kredit berkelanjutan terhadap risiko bank di Indonesia, dengan dua ukuran risiko yaitu Z-Score dan NPL. Penelitian ini menggunakan data panel bank di Indonesia selama periode 2018–2023, mencakup periode sebelum, selama, dan sesudah pandemi Covid-19. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kredit berkelanjutan berpengaruh positif terhadap risiko bank, atau dengan kata lain, kredit berkelanjutan meningkatkan risiko bank, baik untuk ukuran risiko Z-Score maupun NPL. Pada bank BUMN, pengaruh kredit berkelanjutan terhadap risiko bank menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan bank bukan BUMN. Ini karena bank BUMN merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah atas kebijakan kredit berkelanjutan sehingga eksposur risiko yang dihadapi lebih tinggi. Hasil penelitian ini juga mengindikasikan bahwa kredit berkelanjutan meningkatkan risiko bank sebelum dan setelah pandemi Covid-19, sementara selama pandemi dampaknya tidak signifikan karena adanya intervensi pemerintah selama masa krisis pandemi Covid-19. Hasil ini memperkaya literatur tentang keuangan berkelanjutan dan memberikan masukan praktis bagi pengembangan sektor perbankan di Indonesia. Bagi regulator dan industri perbankan, studi ini merekomendasikan penguatan pengelolaan risiko, evaluasi kebijakan insentif, serta perlunya pendekatan jangka panjang dalam mendukung kredit keberlanjutan.
This study aims to examine the impact of sustainability loans on bank risk in Indonesia, using two risk measures: Z-Score and NPL. The research utilizes panel data from Indonesian banks over the period 2018–2023, covering the pre-pandemic, pandemic, and post-pandemic periods. The findings reveal that sustainability loans positively affect bank risk, meaning that sustainability loans increase bank risk as measured by both Z-Score and NPL. For state-owned banks (BUMN), the effect of sustainability loans on bank risk is higher than for non-state-owned banks. This is because BUMN banks serve as extensions of government policies on sustainability loans, resulting in greater risk exposure. Additionally, the study indicates that sustainability loans increase bank risk before and after the Covid-19 pandemic, whereas during the pandemic, the impact is not significant due to government interventions during the Covid-19 crisis. These findings contribute to the literature on sustainable finance and offer practical insights for the development of the banking sector in Indonesia. For regulators and the banking industry, the study recommends strengthening risk management, evaluating incentive policies, and adopting a long-term approach to supporting sustainability loans.
Kata Kunci : kredit berkelanjutan, risiko bank, BUMN, Covid-19