Kebijakan Pemeliharaan Kesehatan Anak 1950-1980an: Studi Kasus Penerapannya di Jawa
JULIAN DWI EFENDI, Baha'Uddin, M.Hum.
2024 | Skripsi | ILMU SEJARAH
Penelitian ini mengkaji kebijakan pemeliharaan
kesehatan anak di Jawa pada periode 1950-1980an dengan menyoroti tantangan dan
upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kesehatan anak. Pada masa
pascakemerdekaan, tingginya angka kematian anak di bawah lima tahun
mencerminkan buruknya kondisi sosial-ekonomi, rendahnya akses terhadap layanan kesehatan,
dan ketidakcukupan gizi. Kondisi tersebut mendasari argumen untuk mengetahui
lebih lanjut apakah angka kematian yang terjadi disebabkan oleh kesakitan atau
akibat ketidakseriusan pemerintah dalam memelihara kesehatan anak.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian sejarah dengan menggunakan sumber-sumber primer dan sekunder.
Sumber primer yang banyak digunakan adalah koran, majalah, dan dokumen laporan
sezaman. Sementara itu, sumber-sumber sekunder yang digunakan didapatkan dari
buku, artikel ilmiah, prosiding, dan makalah.
Temuan dari penelitian ini adalah bahwa pemerintah era Sukarno tidak
mempunyai komitmen politik untuk melaksanakan kebijakan pemeliharaan kesehatan
anak, sehingga kebijakan kesehatan anak hanya sebatas konsep tanpa implementasi
nyata. Peran
internasional melalui bantuan WHO dan UNICEF turut membantu pengembangan
fasilitas kesehatan, namun kebijakan kesehatan tetap belum mampu menjangkau
seluruh kalangan. Pada era Orde Baru, pendekatan pembangunan kesehatan lebih
terstruktur dengan berlanjutnya program yang telah diinisiasi di Era
Sukarno. Upaya
ini terbukti menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesadaran gizi
masyarakat, meskipun sering diwarnai pendekatan sentralistik yang kurang
memperhatikan hak individu. Studi ini menyimpulkan bahwa pemeliharaan kesehatan
anak membutuhkan dukungan finansial yang stabil, kerjasama lintas sektor, dan
pendekatan yang lebih inklusif untuk menjamin hak kesehatan setiap anak.
This study examines child health care policy in Java
during the 1950s-1980s, highlighting the challenges and efforts made by the
government to improve child health. In the post-independence period, the high
mortality rate of children under five years old reflected poor socio-economic
conditions, low access to health services, and inadequate nutrition. These
conditions underlie the argument to find out more about whether the mortality
rate was caused by morbidity or due to the government's lack of seriousness in
maintaining children's health.
The method used in this research is the historical
research method using primary and secondary sources. Primary sources that are
widely used are newspapers, magazines, and contemporaneous report documents.
Meanwhile, the secondary sources used were obtained from books, scientific
articles, proceedings, and papers.
The findings of this study are that the Sukarno-era
government did not have the political commitment to implement child health care
policies, so that child health policies were only limited to concepts without
real implementation. The international role through WHO and UNICEF assistance
helped develop health facilities, but health policies were still unable to reach
all groups. In the New Order era, the approach to health development was more
structured with the continuation of programs that had been initiated in the
Sukarno Era. These efforts reduced child mortality and improved nutritional
awareness, although they were often characterized by a centralized approach
that paid little attention to individual rights. This study concludes that
child health care requires stable financial support, cross-sectoral
cooperation, and a more inclusive approach to ensure the health rights of every
child.
Kata Kunci : Kesehatan anak, Sukarno, Orde Baru