Hubungan Antara Tinkat Stres Dengan Keparahan Recurrent Aphthous Stomatitis Pada Anak Usia 13- 15 Tahun (Kajian di Kabupaten Sleman Yogyakarta)

Mediatrix Antania Dara Ninggar, Prof. Dr. drg. Dewi Agustina, M.D.Sc., M.D.Sc.; Dr. drg. IndraBramanti,Sp.KGA(K)., M.Sc.

2024 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Gigi Klinik

Latar Belakang: Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) merupakan penyakit mulut yang ditandai dengan ulkus berulang pada mukosa rongga mulut yang terjadi tanpa adanya keterlibatan penyakit sistemik. Salah satu faktor predisposisi yang berperan dalam terjadinya RAS ialah faktor stres. Remaja merupakan individu dalam masa peralihan dan mengalami banyak perubahan sehingga dapat memicu stres pada anak yang berdampak pada kesehatan. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara tingkat stres dengan keparahan RAS pada remaja. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Penelitian dilakukan pada anak usia 13 – 15 tahun dengan riwayat RAS di 3 SMP terpilih Kabupaten Sleman. Sejumlah 836 responden mendapatkan kuesioner dan terjaring 109 anak dengan riwayat RAS. Penelitian dilakukan dengan pengisian kuesioner Perceived Stress Scale (PSS) untuk mengukur tingkat stres dan pemeriksaan klinis berdasarkan instrumen Ulcer Severity Score (USS) untuk mengukur keparahan ulkus RAS. Selama periode penelitian ditemukan 60 anak yang sedang mengalami RAS. Data yang diperoleh dianalisi menggunakan Uji Korelasi Pearson dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif dengan kekuatan sedang (r = 0,42) antara tingkat stres dengan keparahan ulkus RAS pada anak dengan nilai p = 0.00 (p<0>

Introduction: Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) is oral mucosa diseases characterized by recurrent ulcer without any involvement of systemic disease. One of the predisposing factors that play a role in the occurrence of RAS is stress factor. Adolescents are individuals in a transitional phase and experience many changes, which can trigger stress that affects their health. Aims and Objectives: The present study was framed with the intention to analyze the relationship between stress levels and the severity of RAS in adolescents. Materials and Methods: The type of research is an analytical observational study with a cross-sectional design. The research was conducted on children aged 13 – 15 years with a history of RAS in 3 selected Junior High Schools in Sleman Regency. The present study was a clinical examination and questionnaire-based study. A total of 836 respondents received the questionnaire, and 109 children with a history of RAS were identified. The Ulcer Severity Score (USS) instrument criteria were used to evaluate the severity of RAS ulcers during clinical examinations, and the Perceived Stress Scale (PSS) questionnaire was used to gauge stress levels. During the research period, 60 children experiencing RAS were found. The data obtained were analyzed using the Pearson Correlation Test with a confidence level of 95%. Results: The findings demonstrated a moderately strong positive correlation (r = 0.42) between children's stress levels and the severity of RAS ulcers, with a p value of 0.00 (p <0>

Kata Kunci : Recurrent Aphthous Stomatitis, remaja, tingkat stres