Laporkan Masalah

Mencari Kambing Hitam: Dalih dan Pembenaran Penangkapan Pasca Gerakan 30 September Naskah Akademik Novelet Kambing Hitam

AFIF FADHLURRAHMAN DARMAJI, Dr. Mutiah Amini, M. Hum.

2024 | Skripsi | ILMU SEJARAH

Penelitian ini mengkaji keadaan di desa Blunyahan sebelum terjadinya peristiwa Gerakan 30 September yang diwujudkan dalam novelet "Kambing Hitam". Hal utama yang mendasari penelitian ini adalah hasil wawancara yang dilakukan bersama bapak G. pada 2022. Pertanyaan utama yang muncul dari penelitian ini adalah: apa yang sebenarnya dialami oleh para korban penangkapan pasca G30S di Blunyahan? Guna menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan beberapa sumber tertulis serta melakukan wawancara untuk mengungkap bagaimana kondisi ketika dan pasca peristiwa G30S. Berdasarkan hasil penelitian dan interpretasi sumber yang telah terkumpul, ditemukan bahwa terjadi kekerasan dan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pihak tertentu. Para korban yang ditangkap dan menjadi kambing hitam mengalami trauma baik secara fisik maupun psikologis. Banyak dari korban merasa dituduh dan ditumbalkan dalam proyek pemusnahan PKI sampai ke akar-akarnya. Di sisi lain, beban moral dan stigma yang mereka dapatkan menjadi bayang-bayang dan hantu masa lalu.

Kata kunci: Gerakan 30 September, Kambing Hitam, Pelanggaran HAM, PKI

This research examines the situation in the village of Blunyahan before the events of 30 September Movement as embodied in the novella “Kambing Hitam”. The main basis of this research is an interview conducted with Mr. G. in 2022. The main question arising from this research is: what were the actual experiences of the victims of the 30 September Movement in Blunyahan? In order to answer this question, this research uses several written sources and conducts interviews to reveal the conditions during and after the G30S incident. Based on the result of the research and interpretation of the collected sources, it was found that there was violence and human rights violations commited by certain parties. The victims who were arrested and victimised were traumatised both physically and psychologically. Numerous victims felt accused and subverted in the project of exterminating the PKI to its roots. Furthermore, the moral burden and stigmatitation they received became shadows and spectres of the past.
Keywords: 30 September Movement, Human Right Violations, PKI, Scapegoat

Kata Kunci : Gerakan 30 September, Kambing Hitam, Pelanggaran HAM, PKI

  1. S1-2024-460075-abstract.pdf  
  2. S1-2024-460075-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-460075-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-460075-title.pdf