Kajian Etnolinguistik Leksikon Pertanian Padi di Kabupaten Kebumen
Prima Hariyanto, Dr. Daru Winarti, M.Hum.
2024 | Tesis | S2 Linguistik
Bagi manusia Jawa, padi bukan hanya sebagai tanaman pangan, tetapi juga merupakan simbol kehidupan, keberlimpahan, dan kesejahteraan. Masyarakat Jawa, khususnya masyarakat di Kabupaten Kebumen, melihat, menghayati, dan memahami padi sebagai bagian integral dari kebudayaan mereka. Kebumen adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki pertanian padi yang besar di Pulau Jawa.
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan satuan kebahasaan, menjelaskan klasifikasi medan makna, dan menguraikan fungsi leksikon pertanian padi di Kabupaten Kebumen. Penelitian ini merupakan kajian deskriptif kualitatif dengan mengaplikasikan pendekatan keilmuan morfologi, semantik, dan etnolinguistik. Data bersumber dari observasi, wawancara, dan studi pustaka. Wawancara dilakukan kepada narasumber, yakni petani padi.
Berdasarkan analisis, ditemukan sebanyak 235 leksikon (207 kata dan 28 frasa). Leksikon tersebut diklasifikasikan menjadi 17 medan makna, yaitu alat, padi lokal, habitat, pelaku, sistem, ukuran lahan, anatomi tanaman, penyiapan lahan, penyiapan benih, penanaman, perawatan, pertumbuhan, hama, panen, kondisi padi, pascapanen, dan kondisi beras. Pengklasifikasian didasarkan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan budidaya padi dan kronologis proses budidaya padi. Selain itu, ditemukan pula 3 meronimi, 20 sinonimi, dan 7 antonimi yang berkaitan dengan pertanian padi di Kabupaten Kebumen.
Leksikon pertanian bukan hanya sekadar kumpulan istilah teknis, melainkan juga cerminan kehidupan dan kebudayaan masyarakat penggunanya. Fungsi leksikon tersebut adalah (1) khasanah kekayaan bahasa; (2) identifikasi, klasifikasi, dan kebermanfaatan; (3) cerminan tradisi, budaya, dan kearifan lokal; (4) cerminan hubungan manusia dan alam; (5) cerminan identitas kekerabatan; dan (6) cerminan sosial dan ekonomi masyarakat.
For Javanese people, rice is not only a food crop but also a symbol of life, abundance, and prosperity. Javanese people, especially in Kebumen Regency, view, live, and understand rice as an integral part of their culture. Kebumen is one of the Central Java Province districts with a large rice farm in Java.
This research aims to describe the linguistic units, explain the classification of the meaning field, and elaborate on the function of the rice farming lexicon in Kebumen Regency. It is a descriptive qualitative study that applies the scientific approaches of morphology, semantics, and ethnolinguistics. Data were sourced from observations, interviews, and literature studies. Interviews were conducted with resource persons, namely rice farmers.
Based on the analysis, 235 lexicons (207 words and 28 phrases) were found. The lexicon is classified into 17 fields of meaning: tools, local rice, habitat, actors, systems, land size, plant anatomy, land preparation, seed preparation, planting, maintenance, growth, pests, harvesting, rice conditions, post-harvest, and rice conditions. The classification is based on aspects related to rice cultivation and the chronology of the process. In addition, 3 meronymies, 20 synonymies, and 7 antonymies related to rice farming in Kebumen Regency were found.
The functions of the lexicon are (1) a treasure of language wealth; (2) identification, classification, and usefulness; (3) a reflection of tradition, culture, and local wisdom; (4) a reflection of human and natural relations; (5) a reflection of kinship identity; and (6) a reflection of the social and economic community.
Kata Kunci : leksikon, etnolinguistik, pertanian padi, Kebumen