Uji Validitas Berbasis Proses Respon pada Simulasi Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi Peserta Didik dengan Disabilitas Pendengaran
Nafisa Nurani Aulia, Restu Tri Handoyo, S.Psi., M.Psi., Ph.D., Psikolog
2024 | Tesis | S2 Psikologi
Simulasi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) numerasi adalah salah satu prosedur evaluasi yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam memahami, mengaplikasikan, dan menalar bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran, serta data dan ketidakpastian. Prosedur evaluasi ini dikenakan pada peserta didik di sekolah tidak terkecuali peserta didik dengan disabilitas pendengaran. Keterlibatan peserta didik dengan disabilitas di dalam proses pelaksanaan AKM memerlukan kajian yang mendalam. Oleh karena itu, penting untuk membuktikan validitas berbasis proses respon instrumen simulasi AKM numerasi pada peserta didik dengan disabilitas pendengaran. Hal ini dikarenakan pembuktian validitas ini dapat memastikan bahwa hasil skor pengukuran relevan dengan konstruk yang sedang diukur serta dapat digunakan untuk mengidentifikasi apa saja proses kognitif yang tidak relevan dan mempengaruhi pola respon jawaban. Karenanya, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian validitas berbasis proses respon instrumen simulasi AKM numerasi yang dikenakan pada peserta didik dengan disabilitas pendengaran. Uji validitas proses respon ini dilakukan dengan melakukan wawancara kognitif pada 6 peserta didik dengan disabilitas pendengaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap domain dalam simulasi AKM numerasi menghasilkan lebih banyak respon aktual yang tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh pengembang soal. Padahal, jika butir soal tidak berhasil menstimulasi peserta didik untuk mendemonstrasikan proses kognitif yang dikehendaki, berarti skor yang dihasilkan merepresentasikan proses kognitif yang lain. Karakteristik disabilitas pendengaran dan ketimpangan antara capaian pembelajaran dengan kompetensi yang hendak digali oleh pengembang soal dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kesalahan pola respon.
Simulation of Minimum Competency Assessment for Numeracy is one of the new evaluation procedures established by the Ministry of Education and Culture which aims to measure students' abilities in understanding, applying, and reasoning numbers, algebra, geometry and measurement, as well as data and uncertainty. This evaluation procedure is imposed on students in schools, including students with hearing disabilities. The involvement of students with disabilities in the implementation process of minimum competency assessment requires in-depth study. Therefore, it is important to prove the validity of the response process of the minimum competency assessment for numeracy simulation instrument for students with hearing disabilities. This is because proving this validity can ensure that the measurement score results are relevant to the construct being measured and can be used to identify any cognitive processes that are irrelevant and affect the response pattern. Therefore, this study aims to test the validity of the response process of the minimum competency assessment for numeracy simulation instrument imposed on students with hearing disabilities. The validity test of this response process was conducted by conducting cognitive interviews with 6 students with hearing disabilities. The results showed that each domain in the minimum competency assessment for numeracy simulation produced more actual responses that were not in accordance with those expected by the question developer. In fact, if the question item fails to stimulate students to demonstrate the desired cognitive process, it means that the resulting score represents another cognitive process. The characteristics of hearing disabilities and the disparity between learning outcomes and the competencies that the question developer wants to explore can be factors that influence response pattern errors.
Kata Kunci : validitas proses respon, simulasi AKM numerasi, disabilitas pendengaran