PEMANFAATAN BIOSLURRY DAN INOKULASI Rhizobium leucaenae SEBAGAI BIOFERTILIZER UNTUK PEMBUATAN SEED BALL LAMTORO (Leucaena leucocephala)
Ine Riswanti, Prof. Ir. Nanung Agus Fitriyanto.,S.Pt.,M.Sc.,Ph.D.,IPM.; Prof. Ir.Nafiatul Umami.,S.Pt.,MP.,Ph.D.,IPM.,ASEAN Eng
2024 | Tesis | S2 Ilmu Peternakan
Biofertilizer dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan melakukan optimasi pemanfaatan bioslurry dengan menggunakan inokulasi Rhizobium leucaenae (R. leucaenae) sebagai biofertilizer untuk pembuatan seed ball Leucaena leucocephala (L. leucocephala). Penelitian dilakukan 3 tahap. Pertama pengujian pada bioslurry secara fisik dan kimia (makro dan mikro). Kedua, viabilitas dan filogenetik bakteri R. leucaenae InaCC B1405 untuk mengetahui strain spesifik bakteri. Ketiga, aplikasi pembuatan seed ball dengan metode eksperimental RAL Faktorial antara faktor bioslurry; B0= 0%, B25=25%, B50=50%, B75=75%, B100=100?n faktor dosis R. leucaenae: R0=0g, R2=0,2 g dan R4=0,4 g. Dilakukan 5 ulangan pembuatan dan pengujian diantaranya: uji perkecambahan, uji respons serta uji efektivitas. Hasil tahap pertama bioslurry memiliki karakteristik fisik dan kimia yang memenuhi syarat nilai SNI 7763:2018. Kedua, diketahui viabilitas bakteri dengan puncak (peak) pada 18 jam populasi bakteri mencapai 4,5x108 atau 7,7 log CFU/mL serta strain bakteri R. leucaenae 99% spesifik. Ketiga, hasil uji perkecambahan, uji respons dan uji efektivitas terdapat interaksi dan pengaruh yang berbeda nyata p (<0>bioslurry dan inokulasi R. leucaenae, yang berimplikasi mendukung pertanian peternakan berkelanjutan. Kesimpulan penelitian, imbangan komponen optimasi dengan hasil perkecambahan, respons dan efektivitas yang tertinggi, diperoleh pada komponen bioslurry sebesar 50?n dosis inokulasi R. leucaenae 0,4 g.
Biofertilizers
can be used as an alternative to reduce the impact of climate change. This
study aims to optimize the use of bioslurry by using Rhizobium leucaenae (R.
leucaenae) inoculation as a biofertilizer for making Leucaena
leucocephala (L. leucocephala) seed balls. The research was conducted in 3
stages. First testing on bioslurry physically and chemically (macro and micro).
Second, viability and phylogenetics of R. leucaenae InaCC B1405 bacteria
to determine the specific strain of bacteria. Third, the application of making
seed balls with the CRD Factorial experimental method between the bioslurry
factor; B0 = 0%, B25 = 25%, B50 = 50%, B75 = 75%, B100 = 100%, and the R.
leucaenae dose factor: R0=0g, R2=0.2 g and R4=0.4 g. 5 replicates of manufacture
and testing were carried out including germination tests, response tests, and
effectiveness tests. The results of the first stage of bioslurry have physical
and chemical characteristics that meet the requirements of SNI 7763: 2018.
Second, it is known that bacterial viability with a peak at 18 hours of
bacterial population reached 4.5x108 or 7.7 log CFU / mL and 99% specific R.
leucaenae bacterial strains. Third, the results of the germination test,
response test, and effectiveness test have interactions and significantly
different effects p (<0>R.
leucaenae inoculation, which has implications for supporting sustainable
livestock agriculture. In conclusion, the balance of optimization components
with the highest germination results, response and effectiveness, was obtained
at 50% bioslurry component and 0.4 g R. leucaenae inoculation dose.
Kata Kunci : Biofertilizer, Bioslurry, L. leucocephala, R. leucaenae, Seed ball
