Laporkan Masalah

Evaluasi dan Strategi Pengelolaan CMC Tiga Warna di Hutan Kemasyarakatan KTH Bhakti Alam Lestari Desa Tambakrejo Kabupaten Malang

Dessy Novita Sari, Prof. Dr. Ir. Ris Hadi Purwanto, M.Agr.Sc.,IPU;Ir. Dwiko Budi Permadi, S.Hut., Msc.,Ph.D.,IPU

2024 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Salah satu pemegang izin Perhutanan Sosial adalah KTH Bhakti Alam Lestari. Izin pengelolaan tersebut diberikan pada tahun 2018, dan telah bertransformasi menjadi Hutan Kemasyarakatan (HKm) pada tahun 2023. KTH Bhakti Alam Lestari memanfaatkan hutan lindung untuk ekowisata pantai dan mangrove yang dikelola oleh KUPS CMC Tiga Warna. Pengelolaan CMC Tiga Warna belum memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk terlibat dan belum memaksimalkan potensi sumber daya alam yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan merumuskan strategi pengelolaan CMC Tiga Warna yang dapat dilakukan.

Penelitian ini menggunakan metode mixed method. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung, data sekunder, wawancara dengan teknik purposive sampling, dan Focuss Group Disscusion (FGD) yang melibatkan pengurus KTH, perwakilan KUPS, dan pendamping perhutanan sosial. Evaluasi terhadap pengelolaan CMC Tiga Warna dilihat dari aspek kelola kelembagaan, kawasan dan usaha, kemudian dirumuskan strategi menggunakan analisis SWOT.

Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat pengelola CMC Tiga Warna berada pada umur produktif, berpendidikan baik dan memiliki kearifan lokal yang mendukung pengelolaan ekowisata. Masyarakat memegang falsafah Jawa "Memayu Hayuning Bawana" yang artinya hidup sejahtera di alam yang lestari. Kontribusi pendapatan masyarakat dari kegiatan ekowisata sebesar 77% atau Rp. 1.840.000/bulan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pengelolaan CMC Tiga Warna memiliki potensi untuk dilanjutkan dengan nilai total 805 atau berada pada kelas KTH Utama. Strategi utama yang dapat dilakukan oleh KTH Bhakti Alam Lestari adalah pengembangan spot wisata di pantai Mini dan Sapana, pemasaran ekowisata melalui sosial media dan kerjasama dengan tour & travel, memperkuat kemitraan dengan pemerintah, peningkatan kualitas pelayanan dan menjadikan sebagai pusat pembelajaran.

KTH Bhakti Alam Lestari is one of the Social Forestry permit holders. It has held a Social Forestry permit since 2018 and transformed into community forest (HKm) in 2023. KTH Bhakti Alam Lestari utilizes the protected forest for beach and mangrove ecotourism managed by KUPS CMC Tiga Warna. The management of CMC Tiga Warna didn’t provided the widest opportunity for the community to be involved and didn’t maximized the potential of existing natural resources. This study aims to evaluate and formulate a management strategy for CMC Tiga Warna that can be implemented.

This research uses mixed method. The data collection was through direct observation, secondary data, interviews using the purposive sampling technique, and focus group discussions (FGDs) involving KTH administrators, KUPS representatives, and social forestry facilitators. Evaluation of the management of CMC Tiga Warna is examined from the aspects of institutional, area and business management, then a strategy is formulated using SWOT analysis.

The results showed that the community managing CMC Tiga Warna is at a productive age, well educated and has local wisdom that supports ecotourism management. The community holds the Javanese philosophy of “Memayu Hayuning Bawana” which means a prosperous life in a sustainable nature. The income from ecotourism is around 77% with an average of Rp. 1,840,000 / month. The evaluation value also showed KTH Bhakti Alam Lestari in ‘Utama’ level with a total score of 805, which means the application of CMC Tiga Warna management has good potency to be applied in the future. The main strategies should applied include: developing tourist spots at Mini and Sapana Beach, promoting ecotourism through social media and collaboration with tour and travel, strengthening partnerships with the government, improving service quality, and establish a learning center.

Kata Kunci : perhutanan sosial, hutan kemasyarakatan, kelompok tani hutan, analisis SWOT

  1. S2-2024-452989-abstract.pdf  
  2. S2-2024-452989-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-452989-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-452989-title.pdf