Laporkan Masalah

Konsep Adaptive Reuse Benteng Kolonial Di Jawa Studi Kasus: Benteng Vastenburg, Benteng Vredeburg, Benteng Van Den Bosch, Benteng Willem I Dan Benteng Van Der Wijk

Andhini Laksita Putri, Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D.

2025 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur

Benteng Kolonial yang ada di wilayah Indonesia merupakan salah satu bentuk peninggalan sejarah periode Kolonialisme Belanda dengan usia lebih dari 200 tahun. Benteng Kolonial ini layak dikategorikan sebagai cagar budaya karena memiliki keunggulan nilai yang terkandung di dalamnya meliputi sejarah kolonialisme, teknologi dan arsitektur. Saat ini terdapat banyak bangunan bekas benteng kolonial yang mengalami kerusakan dan terbengkalai. Sehingga dibutuhkan sebuah strategi untuk melakukan pelestarian terhadap benteng kolonial, salah satunya dengan menggunakan strategi Adaptive Reuse. Penelitian ini membahas mengenai analisis penerapan metode Adaptive Reuse yang diterapkan pada lima studi kasus benteng kolonial di Jawa yang diawali dengan menemukan nilai penting pelestarian benteng kolonial, latar belakang sejarah, prinsip desain, pola perubahan fisik serta pola perubahan fungsi yang terjadi pada benteng kolonial dari awal dibangun sampai sekarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan deskriptif dengan pendekatan deduktif. Dari penelitian ini menghasilkan prinsip yang digunakan dalam desain benteng kolonial, yaitu fungsi pertahanan dari serangan musuh dan fungsi penunjang untuk penghuni bangunan. Selanjutnya, dapat mengetahui kondisi eksisting bangunan sebelum dan sesudah mengalami perubahan fisik maupun fungsi, yaitu perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada setiap studi kasus berkaitan dengan perubahan fungsi bangunan. Pada benteng kolonial terdapat lima metode perubahan Adaptive Reuse yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu Parasite, Parasites-Stack, Parasites-Juxtaposition, Weavings dan Peeling. 

Colonial forts in the regions of Indonesia are a part of the historical heritage of the Dutch Colonialism period with more than 200 years of existence. The Colonial Fort qualifies to be categorized as a cultural heritage because of the excellence of the values contained in it, which include the history of colonialism, technology and architecture. At present there are many buildings of the former colonial fort that are damaged and abandoned. This requires a strategy to conserve the colonial fort, which can be done by adopting an Adaptive Reuse strategy. The research discusses about the historical background of the colonial fort, the design principles of the colonial fort when it was originally built, the pattern of physical transformation and the pattern of functional transformation that occurred in the colonial fort from the beginning of its establishment until now. The method used in this research is qualitative and descriptive with a deductive approach. From this research resulted in the principles used in the design of the colonial fort, which is the defense function from enemy attacks and the supporting function for the people who occupy the fort. As well as knowing the existing condition of the building before and after experiencing physical and functional changes. Physical changes that occur in each case study are related to changes in building functions. In the colonial fort, there are five Adaptive Reuse change patterns applied in this study, such as Parasite, Parasites-Stack, Parasites-Juxtaposition, Weavings dan Peeling.

Kata Kunci : Benteng Kolonial, Pelestarian, Adaptive Reuse

  1. S2-2024-500880-abstract.pdf  
  2. S2-2024-500880-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-500880-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-500880-title.pdf  
  5. S2-2025-500880-abstract.pdf  
  6. S2-2025-500880-bibliography.pdf  
  7. S2-2025-500880-tableofcontent.pdf  
  8. S2-2025-500880-title.pdf