Mutiple Discrimination dalam Novel Cœur du Sahel karya Djaïli Amadou Amal: Sebuah Perspektif Interseksionalitas
Alung, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA.
2024 | Tesis | S2 Sastra
Cœur du Sahel adalah sebuah novel Francophone karya Djaïli Amadou Amal yang menggambarkan isu sosial di Kamerun, khususnya ketimpangan antara masyarakat desa dan kota. Komunitas desa, terutama perempuan, sering mengalami diskriminasi akibat identitas sosial yang saling berinteraksi, yang dikenal sebagai multiple discrimination. Perilaku ini mencerminkan kekerasan interseksional, sesuai dengan konsep Kimberlé Crenshaw, karena diskriminasi tidak muncul dari satu faktor tunggal.
Penelitian ini menerapkan teori interseksionalitas Kimberlé Crenshaw untuk menganalisis bagaimana identitas tokoh menjadi sumber diskriminasi, dengan menggunakan dua metode: pengumpulan data dan analisis data. Data yang relevan dikumpulkan dan dianalisis melalui perspektif interseksionalitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang terpinggirkan mengalami diskriminasi berdasarkan empat identitas sosial yang saling terkait, yaitu status sosial, agama, gender, dan budaya. Diskriminasi ini terjadi di dua ruang: desa dan kota Maroua, dan keberadaan Boko Haram menambah kompleksitas diskriminasi yang ada. Bentuk resistensi yang ditunjukkan mencakup perpindahan dari kota Maroua ke kota yang lebih toleran, serta perlawanan terhadap budaya dominan sebagai cara untuk memutus siklus diskriminasi.
Cœur du Sahel is a Francophone novel by Djaïli Amadou Amal that depicts social issues in Cameroon, particularly the inequality between rural and urban communities. Rural communities, especially women, often experience discrimination due to interacting social identities, known as multiple discrimination. This behavior reflects intersectional violence, in accordance with Kimberlé Crenshaw's concept, as discrimination does not arise from a single factor.
This research applies Kimberlé Crenshaw's theory of intersectionality to analyze how a character's identity becomes a source of discrimination, using two methods: data collection and data analysis. Relevant data was collected and analyzed through an intersectionality perspective. The results show that marginalized communities experience discrimination based on four interrelated social identities, including social status, religion, gender and culture. This discrimination occurs in two spaces: the village and the city of Maroua, and the presence of Boko Haram adds to the complexity of existing discrimination. The forms of resistance shown include moving from the city of Maroua to a more tolerant city, as well as resistance to the dominant culture as a way to break the cycle of discrimination.
Kata Kunci : Multiple Discrimination, Diskriminasi, Interseksionalitas, Desa, Maroua, Boko Haram