Analisis Implementasi Digital Procurement pada Manajemen Rantai Pasokan di Perusahaan Minyak dan Gas Nasional
Dona Lestari, Ir.Budhi Sholeh Wibowo, S.T., M.T., PDEng., IPM.,ASEAN.Eng.
2024 | Tesis | S2 Teknik Industri
PT XYZ Oil and Gas Company, sebagai
salah satu pemain kunci di sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia,
telah mengimplementasikan sistem Digital
Procurement sebagai bagian dari strategi transformasi digitalnya. Meskipun
demikian, Sub-Holding Upstream mengalami partisipasi yang rendah, di mana 41%
Penyedia Barang dan Jasa (PBJ) gagal memenuhi persyaratan pengadaan tepat
waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel dan
menganalisis hubungan antar variabel dan indikator yang memengaruhi penerimaan Digital Procurement di Subholding memberikan rekomendasi
strategi untuk meningkatkan keterlibatan pengguna dan intensi penggunaan sistem
secara berkelanjutan. Fokus penelitian ini pada 18 kelompok pembeli di seluruh
Indonesia, dengan pengumpulan data kualitatif dari penyedia yang terlibat dalam
proses Digital Procurement selama
periode 2023-2024. Analisis menggunakan Technology
Acceptance Model (TAM) dan Partial
Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jalur utama yang mempengaruhi Intention to Continuous Use dimulai dari variabel Usability, yang secara signifikan
memengaruhi Perceived Ease of Use dan
Attitude Toward Use, baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui Perceived
Usefulness. Hubungan terkuat ditemukan antara variabel Attitude Toward Use dan
Intention to Continuous Use dengan nilai koefisien jalur sebesar 0.529,
yang menunjukkan bahwa sikap positif pengguna sangat penting untuk keterlibatan
berkelanjutan. Kesimpulan penelitian ini mengidentifikasi lima variabel
eksternal, yaitu proses, konten, usability,
pelatihan, dan profesionalisme yang memengaruhi penerimaan. Usability menjadi faktor yang paling
berpengaruh dengan nilai koefisien jalur sebesar 0.462 antara Usability dan Perceived Ease of Use. Peningkatan pada aspek usability, seperti akses lintas perangkat, ketersediaan 24/7, serta
penambahan fitur pelacakan, bersama dengan pelatihan yang terarah dan
peningkatan profesionalisme, direkomendasikan untuk meningkatkan adopsi dan
penggunaan sistem digital procurement secara berkelanjutan.
PT XYZ Oil and Gas Company, a key player in Indonesia's State-Owned Enterprises
(SOEs) or Badan Usaha Milik Negara (BUMN), has implemented a Digital
Procurement system as part of its broader digital transformation strategy.
Despite this, the Upstream Sub-Holding has seen low participation, with 41% of
Goods and Services Providers failing to meet procurement requirements on time.
This research aims to identify the variables and analyze the relationships
between variables and indicators affecting the acceptance of Digital
Procurement in the Sub-Holding and provide strategic recommendations to improve
user engagement and the intention to use the system continuously. Focusing on
18 buyer groups across Indonesia, the study collects qualitative data from
providers involved in the Digital Procurement process during 2023-2024. The analysis
applies the Technology Acceptance Model (TAM) and Partial Least Squares
Structural Equation Modeling (PLS-SEM). The results reveal that the main path
influencing Intention to Continuous Use begins with Usability, which has a
significant impact on Perceived Ease of Use and Attitude Toward Use, both
directly and indirectly through Perceived Usefulness. The strongest
relationship is between Attitude Toward Use and Intention to Continuous Use,
with a path coefficient of 0.529, highlighting the importance of user attitudes
for sustained engagement. The conclusion identifies five external
variables—processing, content, usability, training, and
professionalism—affecting acceptance. Usability stands out as the most
influential factor, with a path coefficient of 0.462 between Usability and
Perceived Ease of Use. Enhancing system usability, such as ensuring access
across devices, 24/7 availability, and the inclusion of tracking features,
along with targeted training and increased professionalism, are recommended to
boost adoption and ongoing use of the digital procurement system.
Kata Kunci : Technology Acceptance Model (TAM), Digital Procurement, Perusahaan Minyak dan Gas, SEM PLS