Laporkan Masalah

Analisa Pemilihan Subkontraktor PT Hutama Karya (Persero) Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus Proyek Tol Ibu Kota Negara (IKN))

Arief Raharjo, Henry Yuliando, S.T.P., MM, M.Agr, Ph.D

2024 | Tesis | S2 MANAJEMEN (MM) JAKARTA

Penelitian ini dilakukan untuk mengambil keputusan pemilihan subkontraktor pada proyek konstruksi PT Hutama Karya (Persero). Lokasi proyek berada di Ibu Kota Negara (IKN). PT Hutama Karya (Persero) sebagai kontaktor utama merupakan pihak yang bernegosiasi dalam proyek tersebut, sehingga memerlukan pihak lain untuk membantu menyelesaikan proyek tersebut. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder yang diperoleh dari wawancara dan pengisian kuesioner pihak yang bertanggung jawab. Tim proyek yang ikut andil dalam penelitian ini yaitu: Penandatangan kontrak, Tim pengadaan serta ahli. Metode yang digunakan yaitu metode Analisis Hierarki Proses (AHP) sebagai salah satu metode pengambilan keputusan dengan terstruktur. Pada penelitian ini diperoleh 5 kriteria yaitu: Penerapan QHSSE, Kinerja, Keuangan, Sumber Daya, dan Adminstrasi. Hasil penilaian nilai kriteria  eigenfactor adalah penerapan QHSSE 36,2%, kinerja 24,9%, keuangan 15,3%, sumber daya 14,2% serta administrasi 9,5%. Hasil bobot alternatif akhir adalah PT PEP 28%, PT TSA 29,86%, PT RPI 23,81 serta PT MAJ 20,37%.  Nilai bobot akhir setelah digabungkan dengan harga satuan adalah PT TSA 98.13%, PT PEP 97.32%, PT RPI 91.47 serta PT MAJ 86.37%. Meskipun PT PEP memiliki bobot alternatif tertinggi, rasio  cost benefit  yang lebih tinggi pada PT TSA menunjukkan bahwa PT TSA mungkin menjadi pilihan yang lebih efisien dari segi biaya dan manfaat yang ditawarkan.

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan pemilihan subkontraktor pada proyek konstruksi PT Hutama Karya (Persero). Lokasi proyek berada di Ibu Kota Negara (IKN). PT Hutama Karya (Persero) sebagai kontraktor utama merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap proyek tersebut sehingga membutuhkan pihak lain untuk membantu penyelesaiannya. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuesioner oleh pihak yang bertanggung jawab. Tim proyek yang terlibat dalam penelitian ini meliputi penanda tangan kontrak, tim pengadaan, dan tenaga ahli. Metode Process Hierarchy Analysis (AHP) digunakan sebagai salah satu metode pengambilan keputusan yang terstruktur. Dalam penelitian ini diperoleh 5 kriteria yaitu: penerapan QHSSE, kinerja, keuangan, sumber daya, dan administrasi. Hasil penilaian nilai eigenfaktor menunjukkan bahwa penerapan QHSSE sebesar 36,2%, kinerja sebesar 24,9%, keuangan sebesar 15,3%, sumber daya sebesar 14,2%, dan administrasi sebesar 9,5%. Hasil bobot alternatif akhir adalah: PT PEP 28%, PT TSA 29,86%, PT RPI 23,81, dan PT MAJ 20,37%. Nilai bobot akhir setelah digabungkan dengan harga satuan adalah PT TSA 98,13%, PT PEP 97,32%, PT RPI 91,47, dan PT MAJ 86,37%. Meskipun PT PEP memiliki bobot alternatif akhir tertinggi, rasio biaya-manfaat yang lebih tinggi pada PT TSA menunjukkan bahwa PT PEP mungkin merupakan pilihan yang lebih efisien dalam hal biaya dan manfaat yang ditawarkan.


Kata Kunci : subkontraktor, proyek, pengambilan keputusan, AHP

  1. S2-2024-509499-abstract.pdf  
  2. S2-2024-509499-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-509499-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-509499-title.pdf