Laporkan Masalah

Peran Konflik Pekerjaan - Keluarga terhadap Intensi Keluar dengan Kelelahan Emosional sebagai Pemediasi pada Insinyur Perempuan di Indonesia

Dyah Keisworini, Dr. Dra. Diah Retno Wulandaru, MBA.

2024 | Tesis | S2 Manajemen

Intensi keluar merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh organisasi karena dapat berakibat pada turnover, yang mengarah pada kerugian biaya dan kehilangan produktivitas. Salah satu faktor penyebab timbulnya intensi keluar adalah konflik pekerjaan-keluarga, di mana tuntutan dari peran pekerjaan dan keluarga saling bertentangan, memaksa individu untuk menyeimbangkan kedua aspek tersebut. Konflik ini dapat memicu kelelahan emosional yang dapat memperburuk intensi keluar dari pekerjaan. 

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan purposive sampling. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara daring. Penelitian ini fokus pada insinyur perempuan di Indonesia dari berbagai bidang teknik yang sudah bekerja minimal satu tahun. Sampel yang dianalisis pada penelitian ini sebanyak 107. Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah Partial Least Square – Structural Equation Modelling (PLS-SEM) dan data diolah menggunakan software SmartPLS 4.1.0.3.

Penelitian ini menunjukkan bahwa konflik pekerjaan-keluarga memiliki pengaruh positif signifikan terhadap intensi keluar. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa kelelahan emosional memediasi secara parsial pengaruh positif antara konflik pekerjaan-keluarga dan intensi keluar. Temuan ini diharapkan dapat membantu organisasi dalam merumuskan strategi untuk meningkatkan retensi dan keberagaman dalam sektor teknik.

Turnover intention is a major issue for organizations because it can lead to employee turnover, which results in increased costs and reduced productivity. One key factor influencing turnover intention is work-family conflict (WFC), where demands from work and family clash, making it hard for individuals to balance both. This conflict can lead to emotional exhaustion, which makes turnover intention become worse.

This study uses a quantitative approach with purposive sampling. Primary data were collected through online surveys, focusing on female engineers in Indonesia who have been employed for at least one year. The analysis, involving 107 respondents, uses Partial Least Squares – Structural Equation Modeling (PLS-SEM) with SmartPLS 4.1.0.3 software.

The results show that work-family conflict significantly increases turnover intention. Additionally, emotional exhaustion partially mediates the relationship between work-family conflict and turnover intention. These findings can help organizations develop strategies to improve employee retention and diversity in the engineering field.

Kata Kunci : Konflik Pekerjaan-Keluarga, Kelelahan Emosional, Intensi Keluar

  1. S2-2024-525145-abstract.pdf  
  2. S2-2024-525145-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-525145-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-525145-title.pdf