Laporkan Masalah

Manajemen bencana dalam penanganan korban gempa bumi tanggal 6 Februari 2004 di Kabupaten Nabire

HANDAYANI, Nur Fitri, Prof.Dr. Miftah Thoha

2004 | Tesis | Magister Administrasi Publik

Wilayah Papua, khususnya Kabupaten Nabire merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana gempa bumi. Di pulau Papua terdapat dua Lempengan, yaitu lempengan Pasifik dan lempengan Australia sehingga apabila terjadi pergeseran lempengan maka akan mengakibatkan gempa disekitarnya. Hal inilah yang menyebabkan wilayah-wilayah tersebut rawan gempa. Mengingat letak wilayah Nabire yang termasuk dalam lintasan gempa seperti itu, diperlukan tindakan-tindakan antisipasi. Salah satu upaya penting yang harus dilakukan adalah melalui Manajemen Bencana (Disaster Management). Manajemen Bencana adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan bencana, pada sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana, yang dilakukan melalui tahapan koordinasi Pra Bencana; koordinasi Pada Saat Terjadi Bencana (Tanggap Darurat) dan koordinasi Pasca Bencana. Pada kasus Gempa Bumi, tujuan Manajemen Bencana bukanlah untuk mencegah terjadinya bencana tersebut akan tetapi lebih pada mencegah kehilangan jiwa; mengurangi kerusakan harta benda dan kehilangan sumber ekonomi; memberikan informasi kepada masyarakat mengenai resiko bencana serta agar dapat mempercepat proses pemulihan akibat bencana gempa. Dari latar belakang tersebut maka perumusan masalah penelitiannya adalah bagaimana langkah-langkah koordinasi dalam manajemen bencana yang diambil Pemda Kabupaten Nabire untuk dapat mengatasi sekaligus mengantisipasi kondisi Nabire sebagai wilayah rawan gempa. Inti dari pelaksanaan Manajemen Bencana ini adalah koordinasi yang baik dalam setiap tahap kegiatannya. Koordinasi adalah penyatuan langkah-langkah kegiatan yang termuat dalam tugas dan fungsi masing-masing unit kerja yang berbeda tetapi saling berhubungan satu sama lain untuk pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian, koordinasi dalam Manajemen Bencana adalah penyatuan tindakan dalam upaya penanggulangan bencana yang dilakukan melalui ketiga tahapan yakni Pra Bencana, Tanggap darurat dan Pasca Bencana tersebut. Sedangkan proses pelaksanaan koordinasi dalam Manajemen Bencana ini dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu Kepemimpinan dan Komitmen. Kepemimpinan adalah seni ataupun kegiatan yang dilakukan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, sedangkan Komitmen adalah suatu keadaan dalam mana seorang individu memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sedangkan metode pengumpulan data yang diterapkan adalah melalui observasi, wawancara dan analisis dokumentasi. Dalam menganalisis data, teknik yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah koordinasi dalam manajemen bencana yang diambil Pemda Kabupaten Nabire untuk dapat mengatasi sekaligus mengantisipasi kondisi Nabire sebagai wilayah rawan gempa. Pemerintah Kabupaten Nabire membentuk Satlak PBP (Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi) untuk melaksanakan koordinasi dan pengendalian kegiatan penanganan para korban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Manajemen Bencana di Kabupaten Nabire masih bersifat konvensional, akan lebih baik jika Manajemen Bencana dilakukan dengan pendekatan pemberdayaan. Sebagai rekomendasi, Pemerintah Kabupaten Nabire hendaknya memasukkan program pelatihan Manajemen Bencana dalam APBD tahun 2005.

The Papua region, especially Regency of Nabire was represent a region that most seriously dangerous to earthquake disaster. In Papua Island there are two Plates, that is Pacific plate and Australian Plate so when the friction of Plate have taken place, hence it will result an earthquake around him. It was the case that causes the regions most seriously dangerous to earthquake. Considering the Nabire region was included in earthquake trajectory, it was necessary an anticipatory actions. One important effort that must be conducted was through the Disaster Management. It was an entire activities that include a planning aspect and handling the disaster, before, at moment and after the disaster happened, which conducted through Pre- Disaster coordination phase; coordination At the Time when the Disaster Happened (Emergency Response) and Pasca Disaster coordination. In the earthquake case, the purpose of disaster management was not to prevent the happening of disaster, but preventing to the loss of soul; reducing the damage of good and property and economic resources; giving information to the community concerning with the disaster risk and also to be able to accelerate reconstruction process as result of the earthquake disaster. Based on these background hence the formulation of research problem was how the coordination steps of the disaster management taken by Local government of The Regency of Nabire to be able to overcome, at the same time, to anticipate the condition Nabire as earthquake gristle region? The core of implementation of the disaster management was good coordination to each phase. Coordination is unification of activity stages included in duty and function of each different but keeping interaction one another for the attainment of the organization’s targets. Thereby, coordination at the Disaster Management was unification for action in the effort to handling disaster, which conducted through the third phases, namely Pre Disaster, Emergency Response and of Pasca Disaster. While the efficacy of implementation of coordination in the disaster management was influenced by two important factors, that is Leadership and of Commitment. Leadership is the art of activity conducted to influence the others behavior, while commitment is a situation where an individual sides at one particular certain organization and its targets and also intend to look after the membership in that organization. This research was using qualitative method. The method of data collection applied was observation, interview and documentation analysis. To analyze data was used a descriptive qualitative technique. The purposes of this research is to know the coordination steps taken by Local government of The Regency of Nabire to be able to overcome, at the same time, to anticipate the condition Nabire as earthquake gristle region. The local government of Regency of Nabire established Satlak PBP (Executor Unit of Disaster Management and Handling of Refugee) to take coordination and controlling activity on handling the victims. The results of this research indicate that the implementation of Disaster Management in the Regency of Nabire was still use a conventional approach, it will be more good if the disaster management conducted with empowers approach. As recommendation, the Government of the regency of Nabire shall includes the program of training of Disaster Management in APBD year 2005.

Kata Kunci : Pemda TkI,Manajemen Gempa


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.