Laporkan Masalah

Pengaruh Metode Pengeringan Lendir Pada Anak Babi Terhadap Tingkah Laku Postnatal dan Performa Prasapih

Besse Tenri Nurul Hikmah. AU, Prof. Ir. Tri Satya Mastuti Widi, S.Pt., M.P., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. ; Prof. Dr. Ir. Sigit Bintara, M.Si., IPU., ASEAN Eng.

2025 | Tesis | S2 Ilmu Peternakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengeringan lendir anak babi yang baru lahir terhadap tingkah laku postnatal dan performa prasapih. Penelitian dimulai pada bulan Februari sampai Mei 2024 di peternakan babi masyarakat yang berlokasi di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan berupa bantuan pengeringan pada 66 ekor anak babi bangsa Landrace cross yang baru lahir. Perlakuan yang diberikan meliputi tanpa bantuan pengeringan (P1), dengan bantuan menggunakan kain (P2), dengan menggunakan absorben (P3). Variabel yang diamati terdiri atas suhu tubuh, waktu pengeringan dan waktu menyusu, tingkah laku postnatal dan performa prasapih. Data tingkah laku yang diamati adalah durasi tingkah laku berdiri, menyusu, dan berbaring. Tingkah laku diamati menggunakan hasil rekaman video Closed-circuit television (CCTV). Data suhu tubuh yang diamati meliputi suhu sebelum perlakuan, suhu setelah perlakuan, suhu pada menit (60,120, dan 1440) setelah kelahiran. Sedangkan data performa meliputi ukuran tubuh dan mortalitas. Data suhu tubuh, waktu pengeringan dan waktu menyusu, serta tingkah laku dianalisis dengan analisis varians (Analysis of Variance). Data performa dianalisis dengan analisis varians (Analysis of Variance) dan analisis kovarians (Analysis of Covariance) menggunakan bantuan R programming language. Perlakuan P3 memberikan pengaruh terhadap suhu menit ke-120 dan 1440 setelah lahir, bobot badan 2 minggu, ADG 0-2 minggu, panjang badan 2 dan 4 minggu, lingkar dada 2 minggu, dan lingkar dada 6 minggu. Kelompok P3 juga memiliki tingkat mortalitas terendah. Selain itu, P3 juga berpengaruh terhadap tingkah laku 24 jam setelah lahir, utamanya pada tingkah laku berjalan, berdiri, mencari puting induk, dan berbaring bersama anak babi lain. Secara keseluruhan, penggunaan absorben mampu mempertahankan suhu tubuh anak babi hingga 120 menit pertama setelah kelahiran, dan hanya mempengaruhi performa anak babi pada masa awal setelah kelahiran tetapi tidak pada masa selanjutnya. Selain itu, penggunaan absorben juga menurunkan tingkat mortalitas dan meningkatkan tingkat aktivitas anak babi, menandakan metode ini lebih efektif mendukung adaptasi awal.

This study aimed to determine the effect of drying mucus on newborn piglets on their postnatal behavior and preweaning performance. The research was conducted from February to May 2024 at a smallholder pig farm in Godean District, Sleman Regency, Yogyakarta Special Region. Treatments were applied to 66 newborn Landrace crossbred piglets and consisted of no drying assistance (P1), drying assistance using cloth (P2), and drying assistance using an absorbent (P3). The variables observed included body temperature, drying time, suckling time, postnatal behavior, and pre-weaning performance. Behavioral data included the duration of standing, suckling, and lying behaviors. Behavior was recorded and analyzed using Closed-Circuit Television (CCTV) video footage. Body temperature data included measurements before treatment, after treatment, and at 60, 120, and 1440 minutes after birth. Performance data included body size and mortality rates. Data on body temperature, drying time, suckling time, and behavior were analyzed using analysis of variance. In contrast, performance data were analyzed using analysis of variance and analysis of covariance with the R programming language. The P3 treatment significantly influenced body temperature at the 120th and 1440th minutes after birth, body weight at 2 weeks, ADG at 0–2 weeks, body length at 2 and 4 weeks, and chest circumference at 2 and 6 weeks. The P3 group also exhibited the lowest mortality rate. Furthermore, P3 affected behavior 24 hours after birth, particularly walking, standing, searching for the mother’s nipple, and lying down with other piglets. Overall, the use of absorbents effectively maintained piglet body temperature during the first 120 minutes after birth and primarily influenced piglet performance during the early postnatal period, with no significant effects observed in the later stages. Additionally, the use of absorbents reduced mortality rates and enhanced piglet activity levels, demonstrating its effectiveness in supporting early postnatal adaptation.

Kata Kunci : Tingkah laku, Performa, Pengeringan, Anak babi

  1. S2-2025-527109-abstract.pdf  
  2. S2-2025-527109-bibliography.pdf  
  3. S2-2025-527109-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2025-527109-title.pdf