From Ethnocentrism to Ethnorelativism: Final Fantasy XIV and Players’ Cross-cultural Experiences
NADHIF HAYKAL, Siti Daulah Khoiriati, MA
2024 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional
Skripsi ini meneliti peran video game online Final Fantasy XIV (FFXIV) dalam memfasilitasi komunikasi dan kerja sama antarbudaya di antara pemain, khususnya mereka yang berasal dari Jepang dan Asia Tenggara. Penelitian ini menyelidiki bagaimana desain, narasi, dan fitur sosial game berkontribusi untuk mendorong pemahaman dan empati di antara pemain dari latar belakang budaya yang beragam. Studi ini menggunakan pendekatan metode campuran, menggabungkan penelitian etnografi, analisis konten, dan survei pemain, untuk mengeksplorasi berbagai cara pemain berinteraksi dan belajar satu sama lain dalam dunia virtual game.
Temuan-temuan menunjukkan bahwa FFXIV menyediakan platform unik untuk pertukaran antarbudaya, mempromosikan saling menghormati, penghargaan, dan kolaborasi di antara pemain dari berbagai negara. Game ini mendorong pembentukan komunitas imajiner, melampaui batas geografis dan budaya, dan mendorong pengembangan identitas hibrida yang menggabungkan pengalaman dunia nyata dan dalam game. Namun, penelitian ini juga menyoroti tantangan dan keterbatasan komunikasi antarbudaya dalam game online, seperti hambatan bahasa, norma sosial yang berbeda, dinamika kekuasaan, dan potensi kesalahpahaman.
Meskipun ada tantangan-tantangan ini, dampak keseluruhan FFXIV terhadap pemahaman antarbudaya adalah positif, menunjukkan potensi game online untuk menjembatani perbedaan budaya dan mendorong komunitas global yang lebih terhubung. Studi ini diakhiri dengan membahas implikasi temuan-temuan ini untuk bidang hubungan internasional yang lebih luas, menyarankan bahwa game online seperti FFXIV dapat memainkan peran penting dalam mempromosikan kompetensi antarbudaya, kewarganegaraan global, dan dunia yang lebih damai dan terhubung.
This thesis examines the role of the online video game Final Fantasy XIV (FFXIV) in facilitating cross-cultural communication and cooperation between players, particularly those from Japan and Southeast Asia. It investigates how the game's design, narrative, and social features contribute to fostering understanding and empathy among players from diverse cultural backgrounds. The study employs a mixed-methods approach, combining ethnographic research, content analysis, and player surveys, to explore the various ways in which players interact and learn from each other within the game's virtual world. The findings suggest that FFXIV provides a unique platform for cross-cultural exchange, promoting mutual respect, appreciation, and collaboration among players from different countries. The game fosters the formation of imagined communities, transcending geographical and cultural boundaries, and encourages the development of hybrid identities that blend real-world and in-game experiences. However, the research also highlights the challenges and limitations of cross-cultural communication in online games, such as language barriers, differing social norms, power dynamics, and the potential for misunderstandings. Despite these challenges, the overall impact of FFXIV on cross-cultural understanding is positive, demonstrating the potential of online games to bridge cultural divides and foster a more interconnected global community. The study concludes by discussing the implications of these findings for the broader field of international relations, suggesting that online games like FFXIV can play a significant role in promoting intercultural competence, global citizenship, and a more peaceful and interconnected world.
Kata Kunci : Final Fantasy XIV, cross-cultural communication, cooperation, online games, virtual worlds, ethnography, content analysis, player surveys, transnationalism, interculturalism, imagined communities, cultural hybridity, power dynamics.