Pengolahan Isyarat pada Graf Berbobot Serta Aplikasinya pada Penginderaan Spektrum Kolaboratif pada Jaringan Radio Kognitif
AZ ZAHRA HERSANANDA HARIS, Dr. Dyonisius Dony Ariananda, S.T., M.Sc; Dzuhri Radityo Utomo, S.T, M.E., Ph.D
2024 | Skripsi | TEKNIK ELEKTRO
Pengolahan isyarat satu dimensi, seperti isyarat pada ranah
waktu, telah berperan penting dalam perkembangan teknologi. Pengolahan isyarat
satu dimensi kemudian dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat diterapkan pada
isyarat multi-dimensi, seperti isyarat gambar, dan isyarat yang didefinisikan
pada ranah waktu-spasial. Pada dekade terakhir, konsep pengolahan isyarat
dikembangkan lebih lanjut untuk dapat diterapkan pada isyarat yang terdefinisi
pada struktur tak sederhana yang dikenal dengan graf. Pengolahan isyarat pada
graf (graph signal processing, GSP) dapat dipandang sebagai generalisasi
pengolahan isyarat ranah waktu mengingat ranah waktu dapat dipandang sebagai
graf satu jalur (path graph). Dalam pengolahan isyarat satu dimensi, analisis
spektrum atau analisis terhadap representasi isyarat di ranah frekuensi
memainkan peranan yang penting. Spektrum suatu isyarat dihasilkan dengan
mengaplikasikan transformasi Fourier terhadap isyarat satu dimensi. Analisis
spektrum memberikan informasi terkait kontribusi tiap-tiap komponen frekuensi
dalam suatu isyarat. Analisis serupa bisa dilakukan pada isyarat graf dengan
pertama-tama mendefinisikan konsep frekuensi pada graf, komponen isyarat graf
frekuensi tinggi, dan komponen isyarat graf frekuensi rendah. Definisi ini
memungkinkan diperkenalkannya transformasi Fourier graf (graph Fourier
transform, GFT).
Dengan diperkenalkannya GFT, dapat diketahui apakah suatu
isyarat graf didominasi oleh komponen isyarat yang sangat berfluktuatif (saat
dievaluasi pada node-node yang bertetangga) atau oleh komponen isyarat yang
memiliki fluktuasi yang minimal atau bahkan relatif konstan. Konsep GFT dapat
digunakan untuk menganalisis isyarat pada node-node di suatu jaringan, seperti
jaringan biologis, jaringan transportasi, jaringan sensor, serta jaringan
internet dan telekomunikasi. Pada tugas akhir ini, jaringan radio kognitif
(cognitive radio, (CR)) akan menjadi bahan studi kasus aplikasi GSP. Pada
jaringan CR, pengguna sekunder, yang tidak memiliki lisensi terhadap suatu pita
frekuensi, diizinkan untuk menggunakan pita frekuensi milik pengguna primer,
yang memiliki lisensi atas pita frekuensi tersebut, selama pengguna primer
tidak aktif. Untuk mengetahui aktif tidaknya pengguna primer pada suatu pita
frekuensi, beberapa pengguna sekunder perlu bekerja sama dalam melakukan
penginderaan spektrum (collaborative spectrum sensing, (CSS)).
Teori graf dapat digunakan untuk memodelkan beberapa
pengguna sekunder yang melakukan CSS sebagai node-node pada graf. Dengan
pemodelan ini, GSP dapat diterapkan pada CSS untuk mengidentifikasi terjadinya
falsifikasi data hasil penginderaan spektrum oleh pengguna sekunder yang
bermaksud jahat. Terjadinya falsifikasi data ini kemungkinan akan menimbulkan
anomali pada nilai spektral daya yang dilaporkan oleh pengguna-pengguna
sekunder. Anomali yang terjadi kemudian dapat diidentifikasi dengan
mengaplikasikan GFT pada isyarat graf yang berupa nilai-nilai spektral daya.
Proses identifikasi ini dapat dilakukan karena anomali hasil pengukuran
spektral daya yang terjadi akan cenderung mengakibatkan tingginya kontribusi
komponen isyarat graf frekuensi tinggi pada isyarat graf yang berupa pengukuran
nilai spektral daya di atas.
Fokus penelitian ini adalah pada graf berbobot serta pengaruh pemodelan jaringan pengguna-pengguna sekunder yang melakukan CSS sebagai graf berbobot dalam proses identifikasi falsifikasi data pada CSS di jaringan CR. Hasil studi simulasi yang dilakukan mengindikasikan bahwa penggunaan GFT untuk mengidentifikasi terjadinya falsifikasi data hasil penginderaan spektrum memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi terutama jika pelaku falsifikasi data adalah pengguna sekunder yang memiliki jumlah tetangga yang relatif banyak.
The contribution of one-dimensional signal processing (such
as time-domain signal processing) theory is extremely significant in
technological advancement. The one-dimensional signal processing theory has
also been developed, allowing the signal processing theory to be applied to
multi-dimensional signals (such as images) as well as signals defined on both
time and spatial domains. The last decade has witnessed the generalization of
signal processing theory to tackle signals defined on a complex structure labeled
as a graph. Graph signal processing (GSP) can be perceived as the
generalization of time-domain signal processing, as the time domain can be
considered a simple path graph.
Spectral analysis, or analysis on signal representation in
the frequency domain, plays a vital role in one-dimensional signal processing.
The spectrum of a one-dimensional signal is produced by applying a Fourier
transform on the signal. Spectrum analysis provides information about the
contribution of each frequency component to a signal. A similar analysis can be
conducted on a graph signal by first defining the concept of graph frequency,
high-frequency graph signal, and low-frequency graph signal. This definition
allows the introduction of the so-called graph Fourier transform (GFT). By
applying GFT on a graph signal, it is possible to identify whether the highest
contribution in the graph signal comes from the signal component having a high
fluctuation (when it is evaluated over neighboring nodes) or from one having
minimal fluctuation.
GFT can be exploited to analyze signals defined at nodes in
a network, such as biological networks, transportation networks, sensor
networks, and internet and telecommunication networks. This manuscript
evaluates the application of GSP on a cognitive radio (CR) network. In a CR
network, a secondary user (SU) that does not possess a license on any frequency
band is allowed to borrow a frequency band licensed to a so-called primary user
(PU) when the PU is inactive. In order to track PU activities in a frequency
band, several SUs need to conduct collaborative spectrum sensing (CSS). Graph
theory can be used to model a group of cooperating SUs as nodes in a graph.
Based on this model, GSP can be applied to CSS to identify the existence of
falsification of the spectrum sensing (SS) results conducted by a malicious SU.
This SS data falsification is likely to introduce anomalies in the power
spectrum values reported by the SUs. The anomaly can then be identified by
applying GFT on a graph signal formed by the power spectrum measured by
different SUs. This identification of data falsification is possible since the
anomaly is likely to result in a high contribution from the high-frequency
graph signal components in the graph signal formed by the measured power spectrum.
The research in this manuscript concentrates on a weighted graph and the impact of modeling a group of SUs conducting CSS as a weighted graph in the identification of SS data falsification in CSS applications. The result of the simulation study indicates that the application of GFT to identify the existence of SS data falsification is quite successful, especially when the malicious user has a relatively large number of neighbors.
Kata Kunci : pengolahan isyarat graf, transformasi Fourier graf, graf berbobot, jaringan radio kognitif, penginderaan spektrum kolaboratif