Pengaruh Amandemen Tanah dan Mikoriza terhadap Pertumbuhan dan Serapan K Jahe Merah yang Diberi Pupuk K2SO4 pada Andisol Ngablak, Magelang
IRFITIARA IINAASIA ALZAINA, Dr. Ir. Eko Hanudin, M.P. ; Dr. Agr. Cahyo Wulandari, S.P., M.P.
2024 | Skripsi | ILMU TANAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian amandemen tanah+mikoriza dan pupuk K2SO4 terhadap pertumbuhan dan serapan K jahe merah fase vegetatif aktif pada Andisol. Penelitian ini menggunakan Andisol Gunung Merbabu di Ngablak, Magelang sebagai media dan jahe merah sebagai tanaman indikator. Penelitian dirancang secara Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, yaitu amandemen tanah+mikoriza perbandingan 1:1 dengan dosis 10, 20, dan 30 ton/ha dan pupuk K2SO4 dengan dosis 0, 240, 480, dan 720 kg/ha. Percobaan dengan perlakuan maupun kontrol negatif (tanah asli) dan kontrol positif (tanah asli+pupuk dasar) diulang 3 kali. Sifat kimia tanah yang diamati meliputi pH, C-organik, bahan organik, dan K tersedia. Karakter agronomis-fisiologis jahe merah yang dinalisis yaitu tinggi tanaman, volume akar, jumlah anakan, serta berat segar dan berat kering tajuk, akar, dan rimpang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian amandemen tanah+mikoriza dan pupuk K2SO4 dapat meningkatkan bahan organik dan C-organik pada amandemen+mikoriza dosis 10 ton/ha tanpa pupuk K2SO4 dan K-tersedia pada amandemen+mikoriza dosis 10 ton/ha dan pupuk K2SO4 dosis 720 kg/ha. Parameter tinggi tanaman jahe merah, volume akar, biomassa total, berat segar akar, berat segar rimpang, berat kering akar, berat kering tajuk, dan serapan K total tanaman paling tinggi diperoleh pada perlakuan amandemen+mikoriza dosis 10 ton/ha tanpa pupuk K2SO4. Berdasarkan hasil penelitian, perlakuan yang paling bagus untuk meningkatkan pertumbuhan jahe merah fase vegetatif aktif pada tanah Andisol di Ngablak, Magelang adalah amandemen+mikoriza dosis 10 ton/ha tanpa pupuk K2SO4.
This study aims to determine the effect of soil amendment + mycorrhiza and K2SO4 fertilizer on the growth and K uptake of red ginger in active vegetative phase on Andisol. This study used Mount Merbabu Andisol in Ngablak, Magelang as the media and red ginger as the indicator plant. The study was designed in a Randomized Complete Block Design (CRD) with 2 factors, namely soil amendment + mycorrhiza in a 1:1 ratio at doses of 10, 20, and 30 tons/ha and K2SO4 fertilizer at doses of 0, 240, 480, and 720 kg/ha. Experiments with both treatments and negative control (pure soil) and positive control (pure soil + base fertilizer) were repeated 3 times. Soil chemical properties observed included pH, C-organic, organic matter, and available K. The agronomic-physiological characters of red ginger that were analyzed were plant height, root volume, number of tillers, and fresh weight and dry weight of crown, roots, and rhizomes. The results showed that the application of soil amendments + mycorrhiza and K2SO4 fertilizer can increase organic matter and C-organic in amendments + mycorrhiza dose of 10 tons/ha without K2SO4 fertilizer and K-available in amendments + mycorrhiza dose of 10 tons/ha and K2SO4 fertilizer dose of 720 kg/ha. The parameters of red ginger plant height, root volume, total biomass, root fresh weight, rhizome fresh weight, root dry weight, crown dry weight, and total plant K uptake were highest in the treatment of amendment + mycorrhiza dose of 10 tons/ha without K2SO4 fertilizer. Based on the results of the study, the best treatment to increase the growth of red ginger in the active vegetative phase on Andisol soil in Ngablak, Magelang is amendment + mycorrhiza at a dose of 10 tons/ha without K2SO4 fertilizer.
Kata Kunci : andisol, jahe merah, pupuk K2SO4, arang sekam padi, pupuk kandang kambing / andisol, red ginger, K2SO4 fertilizer, rice husk biochar, sheep manure