POTENSI REAKTIVASI LONGSOR BERDASARKAN KEBERADAAN EROSI PARIT YANG MEMOTONG LAPISAN KLEI SENSITIF DALAM TANAH PADA LAHAN BEKAS LONGSOR DI KALIJAMBE, BENER, PURWOREJO

HENING AULIA PUTRI, Prof. Dr. rer. nat. Junun Sartohadi, M.Sc. ; Nur Ainun H.J. Pulungan, S.Si., M.Sc., Ph.D.

2024 | Skripsi | ILMU TANAH

Desa Kalijambe merupakan daerah rawan longsor yang berada di zona transisi Gunungapi Tersier Kulon Progo dan Gunungapi Kwarter Sumbing. Proses alterasi hidrotermal batuan vulkanik saat pembentukan tanah menghasilkan klei sensitif di lapisan tanah bawah permukaan yang menyebabkan longsor tanah ketika berkontak dengan air. Kontak air dengan lapisan klei sensitif menjadi semakin mudah ketika terbentuk erosi parit yang dalam yang memotong lapisan tersebut. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi reaktivasi longsor berdasarkan keberadaan erosi yang memotong lapisan klei sensitif dalam tanah lapisan bawah permukaan.

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pengukuran di lapangan, serta pengukuran di laboratorium. Penentuan titik sampel berdasarkan zona longsor, yaitu zona residual, erosional, dan deposisional. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada profil tanah dengan kedalaman 0 – 200 cm. Hasil penentuan keberadaan klei sensitif berdasarkan nilai indeks likuiditas (LI) dan batas cair (BC) serta kadar air alami (KAA). Tanah dengan nilai KAA > BC dan LI > 0.5 memiliki klei sensitif dan sensitivitas klei yang tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan banyak ditemukan lapisan klei sensitif di zona residual dan deposisional ketiga bekas longsor. Erosi yang ditemukan di area bekas longsor berupa erosi alur dan parit. Erosi parit dengan kedalaman >30 cm yang mana sudah memotong lapisan klei sensitif di bawah permukaan banyak ditemukan di zona deposisional area bekas longsor 2 dan 3. Potensi reaktivasi longsor pada kedua area bekas longsor tersebut menjadi semakin besar karena erosi parit berkembang di zona deposisional yang terdapat sungai di bawahnya.

Kalijambe is a landslide-prone area located in the transition zone of Kulon Progo Tertiary Volcano and Sumbing Quaternary Volcano. Hydrothermal alteration process of volcanic rocks during soil formation produces sensitive clay in the subsoil layers which causes landslides when it comes into contact with water. The contact between water and the sensitive clay layer within subsoil layer becomes easier when deep erosion gullies form and cut through the layer. Thus, this research aims to identify the potential for landslide reactivation based on the presence of erosion that cuts through the sensitive clay layers within soil.

Data collection was done by observations and measurements in the field, as well as in the laboratory. Sample points selected based on landslide zones, e.g., residual, erosional, and depositional zones. Soil sampling was carried out from soil profile with a depth 0 – 200 cm. Determining the presence of sensitive clay is based on the value of the liquidity index (IL), liquid limit (LL), and natural water content (w). Soil with w value > LL and IL> 0.5 has clay sensitive with high sensitivity clay.

The research results show there are many sensitive clay layers in the residual and depositional zones of the three landslide areas. Erosion that was found in the former landslide area such as rill and gully erosion. Plenty of gully erosion that has cut through the sensitive clay layer in the subsoil found in landslide 2 and 3. The landslide reactivation potential in these two landslide areas becomes greater because those gully erosion develop in the depositional zone where there is river below.

Kata Kunci : reaktivasi longsor, klei sensitif, sensitivitas klei, erosi, kegagalan lereng