Pengaruh Water Holding Capacity terhadap Pelumpuran Tanah pada Lahan Sawah Bekas Longsor di Kalijambe, Bener, Purworejo
DIVA ARTHAMEFIA PARADISA, Prof. Dr. rer. nat. Junun Sartohadi, M.Sc., ; Nur Ainun Harlin Jennie Pulungan, S.Si., M.Sc., Ph.D.
2024 | Skripsi | ILMU TANAH
WHC mempengaruhi tingkat pelumpuran tanah pada lahan
sawah bekas longsor perlu dikaji untuk kepentingan pengolahan lahan maupun
pencegahan terjadinya longsor. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh
karakteristik tanah terhadap WHC, menghitung nilai WHC dan pelumpuran tanah pada
lahan sawah bekas longsor, mengkaji hubungan WHC dengan pelumpuran tanah, serta
mengidentifikasi potensi longsor melalui pelumpuran tanah. Pengumpulan data
dilakukan melalui pengamatan lapangan, pengambilan sampel tanah, serta analisis
laboratorium. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada kedalaman 0 – 20 cm
menggunakan bor tanah serta pembuatan profil dan singkapan tanah pada zona
lereng residual. Hasil pengukuran WHC dinyatakan dalam satuan (%) sedangkan
pelumpuran tanah dinyatakan dengan indeks likuiditas (LI) dimana, LI < 0 xss=removed> 1 tanah
bersifat mudah melumpur. Data hasil pengukuran dihubungkan dengan kondisi di
lapangan. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik tanah yang paling
mempengaruhi WHC pada lokasi penelitian adalah kadar air alami, klei, BV, dan
porositas. Nilai WHC pada kedua lokasi menunjukkan hasil yang berbeda dengan
kisaran nilai 81% - 85%. Dusun Mantenan memiliki potensi pelumpuran lebih
tinggi dibandingkan dengan Dusun Bendo. WHC memiliki hubungan dengan pelumpuran
tanah dimana semakin tinggi nilai WHC maka KAA akan tinggi dan tanah menjadi
mudah melumpur. Dusun Mantenan memiliki potensi terjadinya longsor yang lebih
besar karena tingginya nilai KAA dan WHC yang menyebabkan nilai LI menjadi
tinggi dan potensi pelumpuran lebih besar. Tingginya KAA disebabkan oleh
masuknya air yang berlebih pada lahan. Hal tersebut membukti bahwa WHC
berpengaruh terhadap pelumpuran tanah yang memicu terjadinya longsor.
The
influence of Water Holding Capacity (WHC) on soil puddling in paddy fields
affected by previous landslides needs to be studied for land management and
landslide prevention purposes. This research aims to assess the effect of soil
characteristics on WHC, calculate the WHC and soil puddling in landslide-affected
rice fields, examine the relationship between WHC and soil puddling, and
identify landslide potential through WHC and
soil puddling. Data collection was conducted through field observations,
soil sampling, and laboratory analysis. Soil samples were taken at a depth of
0-20 cm using a soil auger and soil profiles were created in the residual slope
zone. WHC measurement results are expressed in percentage (%), while soil
puddling is indicated by the liquidity index (LI), where LI < 0 xss=removed> 1 indicates easily puddled
soil. The measurement data are correlated with field conditions. The results
show that the soil characteristics most influencing WHC at the study location
are natural moisture content, clay content, bulk density (BV), and porosity.
WHC values at the two locations show different results, ranging from 81% to
85%. Dusun Mantenan has a higher potential for soil puddling compared to Dusun
Bendo. WHC is related to soil puddling, where higher WHC values result in
higher moisture content and making the soil more prone to puddling. Dusun
Mantenan has a greater landslide potential due to high moisture content and WHC
values, which lead to a high LI value and greater puddling potential. The high
moisture content is caused by excessive water entering the paddy field. This
demonstrates that WHC affects soil puddling, which in turn triggers landslides.
Kata Kunci : indeks likuiditas, kadar air alami, longsor, pelumpuran tanah, water holding capacity