Tanggapan Tomat Rampai (Solanum pimpinellifolium) dan Tomat Ceri (Solanum lycopersicum L. var. cerasiformae) terhadap Pemberian Jamur Mikoriza Arbuskular

NURJANATI UZLIFAH, Prof. Dr. Ir. Taryono, M.Sc.; Ir. Supriyanta, M.P.

2024 | Skripsi | AGRONOMI

Upaya dalam meningkatkan hasil tanaman dapat dilakukan melalui penggunaan agen hayati, salah satu contohnya yaitu Jamur Mikoriza Arbuskular (JMA). JMA dapat bersimbiosis dengan perakaran tanaman dan telah dikenal dapat meningkatkan pertumbuhan serta hasil berbagai tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan tomat rampai (Solanum pimpinellifolium) dan tomat ceri (Solanum lycopersicum L. var. cerasiformae) terhadap pemberian JMA dan untuk mengetahui dosis JMA yang optimal terhadap pertumbuhan dan hasil tomat rampai (Solanum pimpinellifolium) dan tomat ceri (Solanum lycopersicum L. var. cerasiformae). Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2024 menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) 2 faktor. Faktor pertama yaitu pemberian dosis mikoriza yang terdiri dari 5 taraf yaitu M0 = 0 g/tanaman (kontrol), M1= 5 g/tanaman, M2 = 10 g/tanaman, M3 = 15 g/tanaman, dan M4 = 20 g/tanaman. Faktor kedua yaitu jenis tanaman yang terdiri dari 2 taraf yaitu tomat rampai dan tomat ceri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai dosis JMA pada kedua jenis tomat tidak menyebabkan tanggapan yang berbeda dibandingkan dengan tanaman tanpa pemberian JMA. Secara umum dosis JMA tidak memberikan hasil yang berbeda nyata, namun dosis JMA 10 g/tanaman pada variabel bobot segar tajuk dan akar, bobot kering tajuk dan akar, luas daun, umur berbunga, bobot buah, dan persentase infeksi mikoriza memberikan hasil yang terbaik.

Efforts to increase crop yields can be made through biological agents, one example of which is Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF). AMF can be symbiotic with plant roots and has been known to increase the growth and yield of various plants. This study aims to determine the response of currant tomato (Solanum pimpinellifolium) and cherry tomato (Solanum lycopersicum L. var. cerasiformae) to the administration of AMF and to determine the optimal dose of AMF on the growth and yield of currant tomato (Solanum pimpinellifolium) and cherry tomato (Solanum lycopersicum L. var. cerasiformae). This study was conducted from February to May 2024 using a 2-factor Randomized Complete Block Design (RAKL). The first factor is the administration of mycorrhizal doses consisting of 5 levels, namely M0 = 0 g/plant (control), M1 = 5 g/plant, M2 = 10 g/plant, M3 = 15 g/plant, and M4 = 20 g/plant. The second factor is the type of plant consisting of 2 levels, namely currant tomatoes and cherry tomatoes. The results showed that administering various doses of AMF on two kinds of tomatoes did not cause different responses compared to plants without AMF. In general, the dose of AMF did not provide significantly different results, but the dose of AMF 10 g/plant on the variables of fresh weight of shoots and roots, dry weight of shoots and roots, leaf area, flowering age, fruit weight, and percentage of mycorrhizal infection gave the best results.

Keywords: mycorrhiza, dosage, currant tomato, cherry tomato. 

Kata Kunci : mikoriza, dosis, tomat rampai, tomat ceri