RUANG KEMANDIRIAN PEREMPUAN PADA PROGRAM P2L DI KWT SRIKANDI MRICAN KABUPATEN SLEMAN
ADISA RESTI GESTASANI, Dr. Dyah Woro Untari, S.P., M.P.; Mesalia Kriska, S.P., M.Sc.
2024 | Skripsi | PENYULUHAN & KOMUNIKASI PERTANIANPerluasan dampak dalam P2L menunjukkan potensi besar dalam pembangunan inklusif di bidang pertanian. Hal ini dikarenakan P2L dirumuskan sebagai program pemberdayaan masyarakat, sehingga baik perempuan dan laki-laki bisa saling berkolaborasi mengelola pekarangan pangan. Implementasi P2L harus dilakukan dengan memperhatikan pembagian peran rumah tangga yang seimbang agar manfaatnya dapat dirasakan oleh semua pihak yang terlibat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui relasi gender peserta P2L di KWT Srikandi Mrican dan memastikan perempuan dapat benar-benar merasakan manfaatnya sebagai penggerak utama P2L. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan informan meliputi 2 penyuluh, 5 pengurus, 2 laki-laki yang berkegiatan di KWT, dan 1 perangkat desa. Analisis data menggunakan kerangka Harvard untuk melihat tingkat kesetaraan gender melalui tiga pendekatan, yaitu profil aktivitas, profil akses dan kontrol terhadap sumber daya dan manfaat, serta faktor-faktor pendorong perempuan berkegiatan dalam P2L. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa aktivitas produktif yang perempuan lakukan di sekitar rumah memberikan mereka fleksibilitas waktu untuk terlibat dalam P2L. Namun, laki-laki juga tetap memberikan bantuan pengelolaan utamanya dalam aktivitas menyiram, memupuk, dan penyiangan secara manual. Kesetaraan gender dalam profil akses dan kontrol terhadap sumber daya dan manfaat didistribusikan secara baik antara masing-masing pihak yang terlibat dalam aktivitas tersebut. Sementara faktor-faktor pendorong perempuan dalam aktivitas P2L karena adanya motivasi secara internal dan eksternal. Selain itu, program P2L sudah memberikan manfaat bagi perempuan KWT melalui ruang-ruang kemandirian yang direpresentasikan dalam bentuk autonomy, independency, dan self-reliance.
Expansion of the impact of P2L demonstrates significant potential in inclusive development within the agricultural sector. This is because P2L is formulated as a community empowerment program that allowing both women and men to collaborate in managing home food gardens. The implementation of P2L should be carried out by considering a balanced distribution of household roles so that its benefits can be felt by all parties involved. The purpose of this study is to understand the gender relations of P2L participants in the KWT Srikandi Mrican and to ensure that women can genuinely experience its benefits as the primary drivers of P2L. The research employs a qualitative approach with informants including 2 extension workers, 5 members of the KWT, 2 men involved in KWT activities, and 1 village official. Data analysis uses the Harvard framework to assess the level of gender equality through three approaches: activity profile; access and control profile over resources and benefits; and factors encouraging women's participation in P2L. The field research results indicate that productive activities performed by women around the house provide them with the flexibility to engage in P2L. However, men also contribute to management, mainly in watering, fertilizing, and manual weeding activities. Gender equality in the access and control profile over resources is well distributed among the parties. Factors encouraging women’s participation in P2L include internal and external motivations. Moreover, the P2L program has provided benefits to KWT women through independence space represented by autonomy, independency, and self-reliance.
Kata Kunci : relasi gender, pemberdayaan masyarakat, kemandirian perempuan