Estimasi dan Mitigasi Emisi Gas Rumah Kaca Melalui Konservasi Energi - Penelitian Kasus Pameran Seni Tabon Dan Pasar Jembar di Yogyakarta
MOHAMMAD IBNU ABDILLAH, Dr. Rachmawan Budiarto, S.T., M.T., IPU. ; Ahmad Rahma Wardana, S.T., M.Sc.
2024 | Skripsi | FISIKA TEKNIK
Berbagai aktivitas manusia yang terkait emisi gas rumah kaca (GRK) telah
mengakibatkan pemanasan global, dengan suhu permukaan global meningkat 1,1°C
pada periode 2011-2020 dibandingkan tahun 1850-1900. Di Yogyakarta,
penyelenggaraan event mencapai 182 event pada tahun 2022 dan 126 event pada
tahun 2023, yang turut meningkatkan emisi GRK melalui penggunaan energi listrik,
transportasi, dan limbah padat. Penelitian terkait estimasi emisi GRK telah
dilakukan di sektor rumah tangga, TPA, dan lingkungan kampus, namun masih
sedikit kajian yang berfokus pada estimasi emisi GRK dalam konteks acara seni
budaya.
Penelitian ini bertujuan mengestimasi dan mengurangi emisi GRK melalui
efisiensi energi dalam Pameran Seni Tabon dan Pasar Jembar. Metodologi yang
digunakan melibatkan perhitungan emisi berdasarkan standar IPCC 2006,
mencakup data konsumsi listrik, transportasi, dan pengelolaan sampah, serta
skenario yang dapat diterapkan untuk strategi mitigasi.
Hasil estimasi menunjukkan total emisi GRK sebesar 2886,3 kg CO?-eq dari
penggunaan listrik, 701,1 kg CO?-eq dari transportasi, dan 68,9 kg CO?-eq dari
pengolahan sampah padat. Strategi mitigasi dalam mengurangi emisi GRK yang
diusulkan adalah terkait konservasi energi dengan mematikan peralatan elektronik
satu jam lebih awal pada sektor energi listrik, yang secara matematis dapat
mengurangi emisi sebesar 8,45%, pemilihan lokasi yang mendukung manajemen
parkir dan Bus Rapid Transit (BRT) (diperoleh pegurangan emisi sebesar 12,89 %)
pada sektor transportasi, serta pengelolaan sampah padat melalui pengomposan
(sampah organik) dan daur ulang (anorganik) yang terbukti efektif dibanding
metode pengelolaan sampah yang lain.
Various human activities related to greenhouse gas (GHG) emissions have
led to global warming, with global surface temperatures rising by 1,1°C during the
period 2011-2020 compared to 1850-1900. In Yogyakarta, the number of events
reached 182 in 2022 and 126 in 2023, which contributed to increasing GHG
emissions through the use of electrical energy, transportation, and solid waste.
Research related to GHG emission estimates has been conducted in household
sectors, landfills, and campus environments, but there are still few studies focusing
on GHG emission estimates in the context of cultural arts events.
This study aims to estimate and reduce GHG emissions through energy
efficiency in the Tabon Arts Exhibition and Jembar Market. The methodology used
involves calculating emissions based on IPCC 2006 standards, including data on
electricity consumption, transportation, and waste management, as well as
scenarios that can be applied for mitigation strategies.
The estimation results show total GHG emissions of 2886,3 kg CO?-eq from
electricity use, 701,1 kg CO?-eq from transportation, and 68,9 kg CO?-eq from solid
waste management. Proposed mitigation strategies include energy conservation by
turning off electronic equipment one hour earlier (potential reduction of 8,45%),
selecting locations that support parking management and Bus Rapid Transit (BRT)
(12,89 % reduction in transportation emissions), and managing solid waste through
composting (organic) and recycling (inorganic), which proves more effective than
other waste management methods.
Kata Kunci : Emisi Gas Rumah Kaca, Karbon Dioksida, Mitigasi, Event Seni Budaya