Analisis Faktor Dominan yang Berpengaruh Pada Profil Energi Bangunan Hotel di Kota Jakarta, Bandung dan Samarinda
JUJUN MULYANA, Ir. Sentagi Sesotya Utami, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU. ; Dr. Ir. Faridah, S.T., M.Sc., IPU.
2024 | Skripsi | FISIKA TEKNIK
Kontribusi sektor bangunan pada
konsumsi energi global mencapai 36?n emisi CO2 mencapai 37?ri
emisi CO2 total. Bangunan komersil yang memiliki konsumsi energi
paling banyak adalah bangunan hotel.
Faktor utama yang memengaruhi konsumsi energi hotel adalah operasional
bisnis hotel dan iklim kota. Profil energi bangunan diperlukan untuk melihat
bagaimana perfomansi penggunaan energi pada bangunan. Pemodelan bangunan pada
IESVE dapat digunakan untuk melihat profil energi bangunan. Namun seringkali
dalam memprediksi nilai IKE pada saat pemodelan, variabel pemodelan umumnya
belum secara spesifik dikaitkan dengan faktor-faktor bangunan.
Penelitian
ini mengunakan 11 bangunan hotel di Kota Jakarta, Bandung dan Samarinda sebagai
objek studi kasusnya. Hasil survei terhadap 11 bangunan hotel pada kota
tersebut disimulaikan mengunakan perangkat lunak IESVE.
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa profil energi bangunan hotel secara
berturut-turut didominasi oleh konsumsi untuk sistem pengondisian ruangan, peralatan, sistem
pencahayaan dan sistem DHW. Pada pemodelan, variabel pemodelan harus secara spesifik
dikaitkan dengan faktor-faktor bangunan. Faktor operasional bisnis hotel
berpengaruh terhadap variabel yang berkaitan dengan desain aktif, okupansi, dan
kategori hotel (bintang). Sedangkan faktor iklim lebih cenderung berpengaruh
terhadap desain pasif bangunan, jam operasional AC dan sistem pencahayaan, serta
konsumsi sistem DHW. Perlu adanya pendetailan pada variabel tersebut saat
survei karena berpengaruh terhadap simulasi pemodelan.
The building sector's
contribution to global energy consumption reaches 36% and CO2 emissions reach
37% of total CO2 emissions. Commercial buildings that have the most energy
consumption are hotel buildings. The main
factors that influence hotel energy consumption are hotel business operations
and city climate. A building energy profile is needed to see how the building's
energy use is performed. Building modeling in IESVE can be used to view the
energy profile of a building. However, often in predicting IKE values during
modeling, modeling variables are generally not specifically linked to building
factors.
This research uses 11
hotel buildings in the cities of Jakarta, Bandung and Samarinda as case study
objects. The survey results of 11 hotel buildings in the city were simulated
using IESVE software.
The results of this
research show that the energy profile of hotel buildings is successively
dominated by consumption for room conditioning systems, equipment, lighting systems and DHW systems. In modeling, modeling variables must be
specifically linked to building factors. Hotel business operational factors
influence variables related to active design, occupancy and hotel category
(stars). Meanwhile, climatic factors tend to influence the passive design of
buildings, operational hours of AC and lighting systems, and consumption of
DHW systems. It is necessary to provide details on these variables during the
survey because they affect the modeling simulation.
Kata Kunci : Profil Energi Bangunan, Operasional Bisnis Hotel, Iklim, IESVE, Hotel