Partisipasi dan Kesadaran Hukum Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Bank Sampah Resik Sehat di Desa Cepokosawit, Kabupaten Boyolali

SALMA SA'ADAH, Matahari Farransahat, S.E., M.H.E.P

2024 | Skripsi | ILMU SOSIATRI

Bank Sampah Resik Sehat berlokasi di Kabupaten Boyolali. Bank sampah ini mengusung kegiatan pemilahan dan pengumpulan sampah secara kolektif di lingkungan Dukuh Legundi. Penyelenggaraan bank sampah ini dilandaskan pada keterlibatan masyarakat, khususnya anggota bank sampah untuk melakukan kegiatan memilah sampah di rumah dan mengumpulkan sampah ke bank sampah. Penelitian ini bertujuan mengetahui peran serta atau partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah untuk memahami apa yang melatarbelakangi penurunan partisipasi masyarakat dalam pengolahan sampah di Bank Sampah Resik Sehat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Teori Pilihan Rasional James S. Coleman. Penelitian ini juga mengkaji kesadaran hukum masyarakat terkait pengelolaan sampah dan penyelenggaraan bank sampah menggunakan konsep kesadaran hukum Soerdjono Soekanto. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan ditentukan secara purposive dengan informan yaitu pengurus dan anggota Bank Sampah Resik Sehat, serta masyarakat umum. 

Temuan penelitian menunjukkan adanya penurunan keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan bank sampah. Kondisi tersebut merupakan konsekuensi dari skema Bank Sampah Resik Sehat yang tidak seperti bank sampah pada umumnya yang menggunakan sistem Tabungan. Masyarakat merasa tidak mendapatkan manfaat secara ekonomi dari menyetorkan sampahnya ke bank sampah karena uang hasil penjualan masuk ke kas bank sampah. Hal ini kemudian memengaruhi masyarakat untuk mengambil pilihan untuk menjual sampahnya sendiri ke pengepul. Tindakan masyarakat untuk tidak menyetorkan sampahnya ke bank 

sampah didasarkan pada pertimbangan, pemikiran, dan nilai yang dimiliki oleh setiap individu. Selain itu, ketergantungan akan satu sosok untuk mengoperasikan bank sampah, serta rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengelola sampah dengan bijak juga menjadi penyebab terhentinya kegiatan di Bank Sampah Resik Sehat. 

Berdasarkan hasil temuan, tingkat kesadaran hukum masyarakat mayoritas dapat dikatakan rendah, dilihat dari pengetahuan dan pemahaman akan hukum tertulis yang rendah, serta perilaku hukum yang masih mencerminkan perilaku melanggar hukum. Dalam konteks partisipasi mereka di bank sampah dan ada pula yang menunjukkan tingkat partisipasi yang lebih baik dilihat dari pengetahuan, pemahaman, dan perilaku hukumnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat mengalami penurunan dikarenakan Bank Sampah Resik Sehat tidak menunjukkan identitasnya sebagai bank yang mana hal ini tidak memberikan keuntungan bagi anggota bank sampah. Berdasarkan penemuan di lapangan, diketahui bahwa mayoritas informan memiliki tingkat pengetahuan hukum yang sama, tetapi menunjukkan perilaku kesadaran hukum yang berbeda. Terdapat informan yang menunjukkan perilaku kesadaran hukum yang tinggi dibandingkan informan yang lain. Fenomena tersebut 

sejalan dengan tingkat partisipasi yang ditunjukkan. Peneliti berharap untuk penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi lebih lanjut mengenai topik ini secara lebih mendalam.

The Resik Sehat Waste Bank is located in Boyolali Regency. This waste bank carries out collective waste sorting and collection activities in the Legundi Hamlet environment. The implementation of this waste bank is based on the involvement of the community, especially waste bank members to carry out waste sorting activities at home and collect waste to the waste bank. This study aims to find out the participation of the community in waste management to understand what is behind the decline in community participation in waste management at the Resik Sehat Waste Bank. The theory used in this study is James S. Coleman's Rational Choice Theory. This study also examines the legal awareness of the community related to waste management and the implementation of waste banks using the concept of legal awareness of Soerdjono Soekanto. This study uses a qualitative method of case studies with data collection techniques through literature studies, observations, interviews, and documentation. Informants are determined purposively with informants, namely the management and members of the Resik Sehat Waste Bank, as well as the general public.

The findings of the study show a decrease in community involvement in the implementation of waste banks. This condition is a consequence of the Resik Sehat Waste Bank scheme which is not like waste banks in general which use the Savings system. People feel that they do not get economic benefits from depositing their waste into the waste bank because the money from the sale goes into the waste bank's cash. This then influenced the community to take the option to sell their own waste to collectors. The community's action not to deposit their waste into the waste bank is based on the considerations, thoughts, and values that each individual has. In addition, the dependence on one person to operate the waste bank, as well as the low public awareness of the importance of managing waste wisely are also the causes of the cessation of activities at the Resik Sehat Waste Bank.

Based on the findings, the level of legal awareness of the majority of people can be said to be low, judging from the low knowledge and understanding of written law, as well as legal behaviour that still reflects unlawful behaviour. In the context of community participation, the level of legal awareness of the community is in line with their participation in the waste bank and some show a better level of participation in terms of their knowledge, understanding, and legal behaviour. Thus, it can be concluded that public participation has decreased because the Resik Sehat Waste Bank does not show its identity as a bank, which does not provide benefits for waste bank members. Based on findings in the field, it is known that all informants have the same level of legal knowledge but exhibit different legal awareness behaviours. There are informants who show high legal awareness behaviour compared to other informants. This phenomenon is in line with the level of participation shown. The researcher hopes that future research can further explore this topic in more depth.

Kata Kunci : Partisipasi Masyarakat, Pilihan Rasional, Bank Sampah, Kesadaran Hukum, Keberlanjutan