Analisis Water Holding Capacity di Lahan Budidaya pada Longsor Aktif dan Dorman di Kalijambe, Bener, Purworejo
ELGIVA PRISKILANNA STAKHIS, Prof. Dr. rer. nat. Junun Sartohadi, M.Sc.; Ir. Suci Handayani M.P.
2024 | Skripsi | ILMU TANAH
Penelitian mengenai karakteristik fisik tanah di daerah rawan longsor sudah banyak
dilakukan, tetapi kajian yang secara khusus membahas water holding capacity (WHC)
pada morfologi longsor masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghitung
water holding capacity di lahan budidaya longsor aktif dan longsor dorman, (2) menilai
karakteristik fisik tanah di daerah penelitian, (3) mengkaji hubungan antara nilai water
holding capacity dengan klei sensitif, (4) menyusun rekomendasi konservasi dalam
mengoptimalkan lahan budidaya bekas longsor. Penelitian diawali dengan pengumpulan
data yang dilakukan melalui survei lapangan dan analisis laboratorium. Penentuan titik
sampel ditetapkan berdasarkan tingkat keaktifan longsor aktif dan dorman. Pengambilan
sampel tanah dilakukan di bagian mahkota, badan dan kaki longsor pada setiap aktivitas
longsor pada penggunaan lahan tegalan dan kebun campur. Sampel tanah yang diambil
adalah sampel tanah tak terusik dan sampel tanah terusik. Data hasil pengukuran
dianalisis melalui Microsoft Excel dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil
data pengamatan, pengukuran dan pengujian lapangan maupun laboratorium dibahas
secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai
WHC pada longsor aktif dan dorman. Longsor aktif memiliki nilai WHC yang tinggi.
Beberapa sifat fisika tanah mempengaruhi, terutama tekstur klei dan kandungan klei
sensitif yang ditemukan pada longsor aktif. Terdapat hubungan yang kuat antara nilai
WHC dengan keberadaan klei sensitif dengan nilai R2 sebesar 0,6819. Untuk
mengoptimalkan lahan budidaya, diperlukan manajemen yang komprehensif antara
pengelolaan tanah, air, dan tanaman.
Research on the physical characteristics of soil in landslide-prone areas has been widely
conducted; however, studies specifically addressing water holding capacity (WHC) in
landslide morphology remain limited. This study aims to: (1) calculate the water holding
capacity in actively and dormant landslide-prone cultivation areas, (2) to evaluate the
physical characteristics of soil in the study area, (3) to examine the relationship between
water holding capacity values and sensitive clay, and (4) to construct conservation
recommendations to optimize the cultivation of former landslide-prone land. The research
was started by collecting data through field surveys and laboratory analysis.
Determination of sample points is determined based on the activity level of active and
dormant landslides. Soil sampling was carried out at the crown, body and foot of the
landslide at each landslide activity on upland farming and mixed garden land uses. The
soil samples taken were undisturbed and disturbed soil samples. Measurement results
data were analyzed through Microsoft Excel and presented in the form of tables and
figures. The results of observational data, measurements and field and laboratory tests
are discussed in a descriptive qualitative manner. The results of the study indicate that
there is a difference in WHC values between active and dormant landslides. Active
landslide has a high water holding capacity. Several soil physical properties influence
this, particularly clay texture and the presence of sensitive clay found in active landslides.
There is a strong correlation between WHC and the presence of sensitive clay, with an R2
value of 0,6819. To optimize cultivation land, comprehensive management of soil, water,
and plants is required.
Kata Kunci : water holding capacity, lahan budidaya, longsor aktif, longsor dorman, klei sensitif