Laporkan Masalah

Tonggak Baru Demokrasi Indonesia:Demokrasi Deliberatif, Artivisme, dan Advokasi Publik dalam Misi ‘Perubahan’ Anies Baswedan

Isroq Adi Subakti, Dr. Phil. Gabriel Lele, S.IP., M.Si.

2024 | Skripsi | ILMU ADMINISTRASI NEGARA (MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK)

Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Pemilu 2024 merupakan medan pertarungan kekuasaan bagi para elite, mulai dari penyalahgunaan kewenangan, perintangan hukum, hingga intervensi pejabat pemerintahan sebagai risiko kecurangan pemilu. Oleh karena itu, fenomena ini semakin menjadi alasan bagi Anies-Muhaimin untuk memilih gagasan ‘perubahan’ sebagai negasi dan antitesis rezim pada Pilpres 2024 lalu. Pasangan ini mengusung ‘Delapan Jalan Perubahan’ sebagai misi yang bervisi ‘Indonesia Adil Makmur Untuk Semua’. Hal ini dilandaskan pada lima alasan utama yakni kebutuhan publik, tindakan, disrupsi elite, koalisi, dan rekam jejak terkait. Untuk itu, penelitian ini mengakomodasi jenis kualitatif untuk menyelidiki konstruksi, interpretasi, dan dinamika subjek berbasis pendekatan fenomenologi. Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara mendalam dengan 11 informan – termasuk, Anies sebagai subjek utama – secara daring maupun luring. Adapun pemilihan informan ditentukan melalui teknik purposive sampling. Namun, tidak sedikit pula data sekunder diperoleh dari pengumpulan informasi melalui rujukan media arus utama. Temuan empiris ini kemudian dirumuskan oleh peneliti sebagai tolak ukur baru demokrasi Indonesia. Selama proses pemenangan, kandidat ini telah melawan arus utama kampanye politik di Indonesia melalui komitmen pencerdasan kehidupan berdemokrasi sebagai manifestasi dari misi perubahan. Mereka menghadirkan program-progam berbasis deliberasi, artivisme, dan advokasi publik untuk meningkatkan partisipasi dan kolaborasi publik. Program-program tersebut mencakup Desak Anies, Slepet Imin, Locker Room Timnas, Amin-Kan dari Jauh, dan optimalisasi kanal daring melalui Gagasan Kita, serta gerakan artivisme seperti Ubah Bareng, Olppaemi Project, Aniesbubble, dan lainnya. Meskipun tidak meraih kemenangan elektoral, Anies-Muhaimin berhasil meningkatkan partisipasi politik bernalar kritis dan rasional pada publik – khususnya, kalangan anak muda di kelas menengah. 

Change is inevitable. The 2024 general election represents a battleground for power among the elites, with risks of electoral fraud, ranging from abuse of authority, obstruction of justice, to intervention by government officials. This phenomenon further underscores the rationale behind Anies-Muhaimin’s decision to adopt the idea of ‘change’ as a negation and antithesis to the ruling regime during the 2024 Presidential Election. The pair promoted the ‘Eight Paths of Change’ with a vision of ‘A Just and Prosperous Indonesia for All.’ This mission was grounded in five key factors: public needs, action, elite disruption, coalition, and related track records. Consequently, this study employed a qualitative approach to investigate the construction, interpretation, and dynamics of the subject, using a phenomenological framework. Data collection involved in-depth interviews with 11 informants—including Anies as the primary subject—conducted both online and offline. Informants were selected through purposive sampling, while secondary data was gathered from mainstream media sources. The empirical findings of this research serve as a new benchmark for Indonesia's democracy. Throughout the campaign, this candidate defied mainstream political tactics by committing to the enlightenment of democratic life as a manifestation of the mission of change. They introduced programs based on deliberation, artivism, and public advocacy to enhance public participation and collaboration. These programs included Desak Anies, Slepet Imin, Locker Room Timnas, Amin-Kan dari Jauh, and the optimization of online platforms through Gagasan Kita, as well as artivism movements like Ubah Bareng, Olppaemi Project, Aniesbubble, among others. Although they did not secure electoral victory, Anies-Muhaimin successfully increased critical and rational political participation among the public, particularly among middle-class youth.

Kata Kunci : perubahan, demokrasi, politik, publik, elite, Anies-Muhaimin

  1. S1-2024-475384-abstract.pdf  
  2. S1-2024-475384-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-475384-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-475384-title.pdf