Variasi Temporal Kesesuaian Air untuk Irigasi Padi Sawah Pada Beberapa Mataair di Sub-Sistem Hidrogeologi Ponjong Kawasan Karst Gunungsewu
WAFIQ NUR AZIZAH, Dr.Tjahyo Nugroho Adji, S.Si., M.Sc.Tech; Ahmad Cahyadi, S.Si., M.Si
2024 | Skripsi | GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN
Kapanewon
Ponjong merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Gunungkidul yang memiliki
sawah irigasi yang dialiri dari akuifer Karst Gunungsewu. Aliran air yang
sepanjang tahun menyebabkan wilayah ini disebut sebagai “lumbung padi”
Gunungkidul. Proses karstifikasi di kawasan karst serta variabilitasnya terkait
dengan musim sangat memengaruhi kesesuaian
air untuk irigasi dan dapat berpengaruh pada produktivitas
pertanian padi sawah di wilayah tersebut. Oleh karena itu, penelitian terkait kesesuaian air
untuk pertanian di kawasan ini menjadi penting, sehingga penelitian ini
mempunyai tujuan untuk: (1) Menganalisis kesesuaian air untuk irigasi pada beberapa
mataair di Sub-sistem Hidrogeologi Ponjong; (2) Menganalisis variasi temporal kesesuaian
air pada mataair di Sub-sistem Hidrogeologi Ponjong untuk irigasi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kimia
dan fisika air, data hujan harian, dan data debit aliran. Data hujan harian
diperoleh dari Balai Penyuluh Pertanian Kapanewon Ponjong, data debit aliran
mataair autogenik diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan dengan metode velocity area,
data fisika dan kimia air mataair autogenik diperoleh berdasarkan pengukuran di
lapangan dan uji laboratorium setiap dua minggu sekali pada Bulan Agustus 2022
hingga Juli 2023. Sementara itu, data fisika kimia dan debit aliran mataair
alogenik Bulan Februari 2019 hingga April 2020 diperoleh dari data sekunder.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Sodium Adsoption Ratio
(SAR), Percentage Natrium (%Na), USSL Diagram, Wilcox Diagram,
Residual Sodium Carbonate (RSC), Magnesium Hazard (MH), Permeability
Index (PI), Kelly’s Ratio (KR),
dan Hardness (CaCO3). Analisis variasi temporal kesesuaian
air untuk irigasi dilakukan dengan menyandingkan hasil penilaian kesesuaian air
dengan debit aliran dan curah hujan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mataair penelitian menunjukkan dominasi hasil penilaian dengan kelas aman untuk irigasi pertanian. Namun, terdapat 1,36% hasil perhitungan menunjukkan kelas tidak aman atau tidak sesuai, sehingga dibutuhkan upaya pengelolaan untuk mencegah bahaya sodifikasi, seperti penambahan bahan organik pada tanah. Variasi kesesuaian air menunjukkan bahwa nilai kesesuaian air pada musim kemarau mengalami peningkatan dan penurunan yang signifikan dan hasil penilaian pada musim penghujan lebih stabil. Selain itu, nilai kesesuaian air pada mataair dengan imbulan autogenik juga lebih stabil dibandingkan nilai kesesuaian air pada mataair alogenik karena respon mataair alogenik merespon imbuhan dari air hujan dengan lebih cepat.
Kapanewon Ponjong is one of the
areas in Gunungkidul Regency that has irrigated rice fields supplied by the
Gunungsewu Karst Aquifer. The perennial water flow has led to the region being
referred to as the "rice barn" of Gunungkidul. The process of
karstification in the karst area and its variability related to seasonal
changes significantly influence water suitability for irrigation and can affect
agricultural productivity, especially in irrigated rice fields. Therefore,
research on water suitability for agriculture in this area is crucial. This
study aims to: (1) Analyze water suitability for irrigation at several springs
in the Ponjong Hydrogeological Sub-system; (2) Analyze the temporal variation
of water suitability at springs in the Ponjong Hydrogeological Sub-system for
irrigation.
The data used in this study include
water chemical and physical data, daily rainfall data, and discharge data.
Daily rainfall data were obtained from the Agricultural Extension Office of
Kapanewon Ponjong, while discharge data of autogenic spring flow were collected
through direct field measurements using the velocity-area method. Physical and
chemical data of autogenic springs were gathered from field measurements and
laboratory tests conducted biweekly from August 2022 to July 2023. Meanwhile,
physical, chemical, and discharge data of allogenic springs from February 2019
to April 2020 were obtained from secondary data sources. The methods used in
this study include Sodium Adsorption Ratio (SAR), Percentage Sodium (%Na), USSL
Diagram, Wilcox Diagram, Residual Sodium Carbonate (RSC), Magnesium Hazard (MH),
Permeability Index (PI), Kelly’s Ratio (KR), and Hardness (CaCO?). The temporal
variation in water suitability for irrigation was analyzed by correlating water
suitability assessment results with discharge and rainfall data.
The results indicate that most of the springs in the study area exhibit water suitability classifications that are safe for agricultural irrigation. However, 1.36% of the assessments indicate unsuitable or unsafe water, necessitating management efforts to prevent sodification hazards, such as the addition of organic materials to the soil. The variation in water suitability shows that water suitability values during the dry season experience significant increases and decreases, while the assessments during the rainy season are more stable. Furthermore, water suitability values for springs with autogenic recharge are more stable compared to those with allogenic recharge, as allogenic springs respond more quickly to rainfall recharge.
Kata Kunci : Irigasi padi sawah, Karst Gunungsewu, Kesesuaian air, Mataair karst