Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bentuk-bentuk penderitaan para pengungsi di Sudan dalam novel Muntaja'u as-Sahirati Karya Amir Taj As-Sirr. Novel yang menggambarkan penderitaan para pengungsi di Sudan akibat peperangan. Penelitian ini diteliti menggunakan teori sosiologi sastra dengan metode deskriptif analitik dan teknik homolog.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat lima bentuk penderitaan yang dialami para pengungsi dalam novel Muntaja'u as-Sahirati yaitu tidak memiliki hak membela diri, menjalani pekerjaan berisiko dan berbahaya, mengalami kekerasan seksual akibat stereotipe, tidak memiliki perlindungan, dan tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok. Pertama, tidak memiliki hak membela diri dialami oleh pengungsi akibat fitnah dan tuduhan dari orang-orang setempat yang menguasai area tersebut. Kedua, menjalani pekerjaan berisiko dan berbahaya sebagai tukang semprot serangga yang membahayakan kesehatan. Ketiga, mengalami kekerasan seksual akibat stereotipe oleh orang setempat. Keempat, tidak memiliki perlindungan dialami oleh pengungsi perempuan yang menjadi korban pembunuhan. Kelima, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pokok terlihat dari kondisi tempat tinggal yang tidak layak huni, keterbatasan makanan, dan keterbatasan pakaian.
This study aims to reveal the suffering of refugees in Sudan in the novel Muntaja'u as-Sahirati Karya Amir Taj As-Sirr. The novel describes the suffering of refugees in Sudan due to war. This research was studied using the theory of literary sociology with descriptive analytic method and homologous technique.
The results show that there are five forms of suffering experienced by refugees in the novel Muntaja'u as-Sahirati, namely not having the right to defend themselves, undergoing risky and dangerous work, experiencing sexual violence due to stereotypes, not having protection, and not being able to meet basic needs. First, not having the right to self-defense is experienced by refugees due to slander and accusations from local people who control the area. Second, undergoing risky and dangerous work as a bug sprayer that endangers health. Third, experiencing sexual violence due to stereotypes by local people. Fourth, lack of protection experienced by female refugees who were victims of murder. Fifth, the inability to fulfill basic needs can be seen from the condition of uninhabitable housing, limited food, and limited clothing.
Kata Kunci : Pengungsi, Sudan, Penderitaan, Muntaja'u as-Sahirati, Amir Taj As-Sirr