Analisis Hubungan Faktor Penyebab Demam Berdarah Dengue Di Kabupaten Bantul Dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografis
UUD LISNAWATI PRATIWI, Dian Budi Santoso, S.KM., M.P.H.
2024 | Tugas Akhir | D4 MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN
Latar Belakang: Demam Berdarah
Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh famili Flaviviridae.
Penularan virus ini terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Kasus DBD
sampai saat ini masih mengalami kondisi yang fluktuatif. Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantul mencatat kasus DBD di Kabupaten Bantul pada tahun 2022 ini
mencapai 956 kasus. Data ini rilis di bulan Februari tahun 2023, dimana angka
DBD naik cukup signifikan dari tahun sebelumnya yang dimungkinkan berhubungan
dengan faktor risiko DBD yaitu curah hujan, kepadatan penduduk, angka bebas
jentik, dan pelaksanaan fogging. Untuk itu, perlu dilakukan analisis lebih
lanjut terkait dengan analisis hubungan faktor yang dapat menyebabkan penyakit
DBD di Kabupaten Bantul tahun 2022 dengan memanfaatkan Sistem Informasi
Geografis untuk mendapatkan daerah kerawanan DBD.
Tujuan: Tujuan dari penelitian
ini adalah menganalisis sebaran kasus DBD menggunakan Sistem Informasi
Geografis di Kabupaten Bantul berdasarkan faktor yang mempengaruhinya.
Metode: Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan memanfaatkan sistem informasi
geografis. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Analisis data
yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat, analisis
bivariat, dan analisis multivariat. Populasi yang digunakan adalah seluruh
penderita kasus DBD di Kabupaten Bantul tahun 2022, dengan teknik pengambilan
sampel adalah total sampling.
Hasil: Hasil dari penelitian
faktor yang memiliki hubungan secara signifikan dengan kasus DBD adalah curah
hujan dengan arah hubungan negatif, kepadatan penduduk dengan arah hubungan
positif, dan fogging dengan arah hubungan positif. Lain halnya dengan faktor
ABJ, pada penelitian ini tidak memiliki hubungan yang signifikan. Namun, secara
simultan, faktor tersebut memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kasus
DBD sebesar 0,636.
Kesimpulan: Pemetaan berdasarkan
semua faktor didapatkan daerah dengan tingkat kerawanan DBD per desa. Tingkat
kerawanan di Kabupaten Bantul 2022 ini, berada pada kategori tingkat kerawanan
sedang. Namun, ada 8 desa yang memiliki tingkat kerawanan yang tinggi
diantaranya Desa Ngestiharjo, Bangunjiwo, Tamantirto, Pendowoharjo, Jagalan,
Banguntapan, Pleret dan Trimulyo.
Background: Dengue Hemorrhagic
Fever (DHF) is a disease caused by the Flaviviridae family. The transmission of
this virus occurs through the bite of the Aedes aegypti mosquito. To date, DHF
cases have shown fluctuating trends. The Health Department of Bantul Regency
recorded 956 DHF cases in Bantul Regency in 2022. This data was released in
February 2023, indicating a significant increase in DHF cases from the previous
year, which is likely related to DHF risk factors such as rainfall, population
density, larvae-free rate (LFR), and fogging implementation. Therefore, further
analysis is needed to examine the relationship between the factors that can
cause DHF in Bantul Regency in 2022 by utilizing Geographic Information Systems
to identify DHF-prone areas.
Objective: The objective of this
study is to analyze the distribution of DHF cases using Geographic Information
Systems in Bantul Regency based on the factors that influence it.
Method: This research was a
descriptive quantitative study utilizing geographic information systems. It
employed a cross-sectional design. The data analysis used in this study
included univariate, bivariate, and multivariate analysis. The population consisted
of all DHF cases in Bantul Regency in 2022, with the sampling technique being
total sampling.
Results: The results of the study
show that the factors significantly associated with DHF cases are rainfall with
a negative correlation, population density with a positive correlation, and
fogging with a positive correlation. This is different from, the LFR factor in
this study does not have a significant relationship. Nevertheless,
simultaneously, these factors have a significant influence on DHF cases, with
an effect size of 0,636.
Conclusion: Mapping based on all
factors identified areas with varying levels of DHF risk per village. The level
of risk in Bantul Regency in 2022 falls into the moderate risk category.
However, there are 8 villages with a high level of risk, namely Ngestiharjo,
Bangunjiwo, Tamantirto, Pendowoharjo, Jagalan, Banguntapan, Pleret, and
Trimulyo.
Kata Kunci : Kasus DBD, Faktor Penyebab DBD, Sistem Informasi Geografis