Modifikasi abu layang batubara dengan magnetit dan ditizon untuk adsorpsi Cd(II)
Cacu, Prof. Drs. Mudasir, M.Eng., Ph.D
2024 | Tesis | S2 Ilmu Kimia
Penelitian ini mempersiapkan abu layang batubara (ALB) yang
termagnetisasi dan terimobilisasi dengan ditizon untuk adsorpsi Cd(II). Abu layang
diaktivasi dengan larutan HCl dan dimagnetisasi dengan magnetit. Abu layang
magnetik yang diperoleh kemudian digunakan untuk imobilisasi ditizon.
Karakterisasi abu layang aktivasi (ALB-Akt), abu layang magnetik (ALBM) dan
abu layang magnetik terimobilisasi ditizon (ALBM-Dtz) dilakukan dengan
spektroskopi Inframerah (FTIR), Difraksi Sinar-X (XRD) dan Magnetometer
Sampel Getar (VSM). Material yang diperoleh kemudian digunakan sebagai
adsorben untuk adsorpsi Cd(II). Parameter adsorpsi yang di teliti meliputi pH,
massa adsorben, waktu interaksi dan konsentrasi awal Cd(II). Desorpsi sekuensial
dengan berbagai pelarut untuk menentukan jenis interaksi yang terjadi selama
proses adsorpsi. Konsentrasi Cd(II) dianalisis dengan Spektrofotometri Serapan
Atom (AAS).
Hasil karakterisasi dengan FTIR, XRD dan VSM menunjukkan
keberhasilan sintesis ALBM, dan ALBM-Dtz dari ALB. Kajian adsorpsi
menunjukkan kondisi optimum adsorpsi Cd(II) pada ketiga jenis adsorben adalah
pH 6, massa adsorben 40 mg, waktu interaksi 30 menit dan konsentrasi awal Cd(II)
60 mg L–1
. Kinetika adsorpsi Cd(II) pada ketiga jenis adsorben mengikuti kinetika
orde kedua semu Ho dan McKay dengan nilai konstanta laju berturut-turut 1,725;
0,066; dan 0,317 g mg–1 menit–1
. Model isoterm adsorpsi Cd(II) mengikuti model
isoterm Langmuir dengan nilai kapasitas adsorpsi 43x10–6
; 33x10–6
; 44x10–6
mol g–1
. Hasil desorpsi sekuensial menunjukkan bahwa adsorpsi Cd(II) pada ketiga
jenis adsorben melibatkan ikatan hidrogen, interaksi elektrostatik dan kompleksasi.
Adsorben yang dikembangkan cukup menjanjikan karena cukup efisien dalam
menyerap Cd(II) serta dapat dipisahkan menggunakan medan magnet eksternal
setelah proses adsorpsi.
This study prepared magnetized and immobilized coal fly ash (CFA) with
dithizone for Cd(II) adsorption. The fly ash was activated with HCl solution and
magnetized with magnetite. The magnetic fly ash obtained was then used for
dithizone immobilization. Characterization of activated fly ash (CFA-Act),
magnetic fly ash (CFAM), and dithizone-immobilized magnetic fly ash
(CFAM-Dtz) was conducted using Infrared spectroscopy (FTIR), X-ray Diffraction
(XRD), and Vibrating Sample Magnetometer (VSM). The obtained material was
then used as a Cd(II) adsorption adsorbent. The adsorption parameters studied
included pH, adsorbent mass, interaction time, and initial Cd(II) concentration.
Sequential desorption with various solvents was performed to determine the type
of interaction that occurs during the adsorption process. The Cd(II) concentration
was analyzed using atomic absorption spectroscopy (AAS).
FTIR, XRD, and VSM characterization results showed successful CFAM
synthesis and CFAM-Dtz from CFA. Adsorption studies showed the optimum Cd(II)
adsorption conditions on the three adsorbents: pH 6, adsorbent mass 40 mg,
interaction time 30 min, and initial Cd(II) concentration 60 mg L-1
. Cd(II)
adsorption kinetics on the three adsorbent types followed Ho and McKay pseudosecond-order kinetics with rate constant values of 1.725, 0.066, and 0.317 g mg-1
min-1
, respectively. The Cd(II) adsorption isotherm model followed the Langmuir
isotherm model with adsorption capacity values of 43x10-6
, 33x10-6
, and 44x10-6
mol g-1
. Sequential desorption results showed that Cd(II) adsorption on the three
types of adsorbents involved hydrogen bonding, electrostatic interaction, and
complexation. The developed adsorbents are promising because they are quite
efficient in adsorbing Cd(II) and can be separated using an external magnetic field
after adsorption.
Kata Kunci : abu layang batubara, magnetit, ditizon, Cd(II)