Melegitimasi Representasi: Analisis Klaim Representasi Partai Kebangkitan Bangsa terhadap Nahdlatul Ulama untuk Pemilu 2024 dalam Media Massa Tahun 2023-2024

JASMINE HASNA NAFILA RAHMAN, Dr. Nanang Indra Kurniawan, S.I.P., M.P.A.

2024 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN

    Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kerap dianggap sebagai partai politik yang merepresentasikan warga dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Namun hasil survei menunjukkan bahwa kebanyakan konstituen NU tidak lagi memilih PKB sebagai wakil mereka di negara (LSI, 2023; Irawan, 2024; Azmi, 2024). Alih-alih menilai elektabilitas partai sebagai kegagalan partai politik dalam fungsi representasinya, bertolak dari teori klaim representasi (Saward, 2010) penelitian ini menganalisis upaya PKB dalam meraih legitimasi representasi atas NU melalui klaim yang ditampilkan di artikel media massa daring menjelang pemilu 2024. 

    Penelitian ini bertujuan untuk memetakan aktor dan respon audiens terhadap klaim representasi PKB dan melihat bagaimana kepentingan NU dikonstruksikan di dalam klaim yang diproduksi oleh berbagai aktor politik. Penelitian ini menggunakan metode analisis campuran yang menggabungkan metode analisis big data (Discourse Network Analysis) dan metode analisis teks kualitatif. Data diambil dari berbagai artikel media pemberitaan daring yang diproduksi sejak deklarasi Ketua Umum PKB sebagai bakal calon wakil presiden hingga berakhirnya masa kampanye pemilu 2024.

    Hasil penelitian menunjukkan keberagaman dukungan dan penolakan terhadap klaim representasi PKB terhadap NU. Pengkonstruksian kepentingan NU secara ketat dikontestasikan, terutama terkait dukungan kiai dan kesamaan ideologi partai dan NU. Peta jaringan klaim juga berhasil membuktikan hipotesis Saward (2010) bahwa kelompok yang seringkali dianggap netral dan pernyataannya dianggap sebagai fakta objektif, juga terlibat dalam kontestasi klaim yang sarat akan kepentingan.

    The National Awakening Party (PKB) is often considered as a political party that represents Nahdlatul Ulama (NU) society. However, survey show that most NU constituents no longer choose PKB as their representative in the state (LSI, 2023; Irawan, 2024; Azmi, 2024). Instead of assessing the decline in party electability as a failure of political parties in their representation function, using Representation claims theory (Saward, 2010) this research analyzes the PKB’s effort in achieving legitimacy of NU representation through claims presented in online mass media articles ahead of the 2024 election.

    This research aims to map actor and audience responses to PKB representation claims and see how NU interests are constructed in claims produced by various political actors. This research uses a mixed analysis method that combines big data analysis (Discourse Network Analysis) and qualitative text analysis. Data was taken from various online news media articles produced since the declaration of the PKB General Chair as a vice presidential candidate until the end of the 2024 election campaign period.

    The results of the research show that there are varying degrees of support and rejection of PKB's claim of representation towards NU. The construction of NU's interests is strictly contested, especially regarding kiai support and the similarity of the party and NU ideologies. The claims network also succeeded in proving Saward's (2010) hypothesis that groups that are often considered neutral and whose statements are considered objective facts are also involved in contesting their claims that are full of interests.

Kata Kunci : klaim, representasi, legitimasi, konstruksi kepentingan