Kepuasan perkawinan ditinjau dari komitmen perkawinan, penyesuaian Diadik, kesediaan berkurban, kesetaraan pertukaran dan persepsi terhadap perilaku pasangan
WISMANTO, Yohannes Bagus, Promotor Prof.Dr. Masrun, MA
2004 | Disertasi | S3 PsikologiHidup perkawinan hampir dilakukan oleh sebagian besar manusia di dunia, oleh karena itu dinamika kehidupan perkawinan juga dirasakan oleh sebagian besar manusia di dunia pula. Hidup perkawinan yang dijalani oleh seseorang, ada yang memuaskan namun di sisi yang lain ada pula yang membosankan, penuh ke tidak cocokan, pertengkaran dan bahkan akhirnya terjadi perceraian. Perceraian adalah salah satu indikasi tidak adanya kepuasan perkawinan. Penelitian ini adalah penelitian kontekstual, yaitu peneli tian dalam konteks budaya Jawa, yang berusaha menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan perkawinan secara teoritis, kemudian menguji model yang disusun berdasar teori tersebut serta menemukan faktor manakah yang paling besar atau jalur manakah yang paling besar pengaruhnya. Secara teoritis ditemukan yang kemudian dirumuskan dalam hipotesis bahwa kepuasan perkawinan ditentukan oleh faktor-faktor komitmen perkawinan, kesediaan berkurban, penyesuaian diadik serta kesetaraan pertukaran dari seseorang yang kemudian perilaku tersebut dipersepsi oleh pasangannya, dan hasil dari persepsi akan menentukan tinggi rendahnya kepuasan perkawinan. Subyek adalah pasangan suami-istri yang diambil secara purposif sampling dari Kabupaten Bantul, berjumlah 120 pasang suami-istri bersuku Jawa, usia perkawinan minimum satu tahun, mampu dan mengerti baca dan tulis, suami dan istri hidup bersama dalam satu rumah. Subyek yang dianalisis berjumlah 118 pasang suami-istri, dengan metode pengumpulan data mempergunakan skala yang disajikan secara tatap muka. Berdasar analisis jalur dengan perangkat lunak AMOS versi 4,01, tahun 1994 – 1999, diperoleh hasil bahwa model yang diajukan adalah ditolak. Berdasarkan hasil tersebut maka dilakukan modifikasi model dan ditemukan bahwa model yang paling fit untuk model kepuasan perkawinan suami adalah berbeda dengan model kepuasan perkawinan istri. Faktor atau jalur yang paling besar pengaruhnya terhadap kepuasan perkawinan suami adalah (1) komitmen perkawinan istri ® penyesuaian diadik istri → kepuasan perkawinan, (2) komitmen perkawinan → kesediaan berkurban istri → penyesuaian diadik →kepuasan perkawinan suami, (3) Komitmen perkawinan → kesediaan berkurban → kepuasan perkawinan suami dan (4) yang paling rendah adalah komitmen perkawinan → kesetaraan pertukaran → penyesuaian diadik → kepuasan perkawinan. Sedangkan model kepuasan perkawinan istri lebih sederhana, dan urutan jalur adalah : (1) komitmen perkawinan suami → penyesuaian diadik suami → kepuasan perkawinan istri dan (2) komitmen perkawinan istri → kesediaan berkurban suami → penyesuaian diadik suami → kepuasan perkawinan istri.
Almost people in the world are to be married, therefore the dynamics of marital life affect them as well. In reality, not all marriages run as what previously expected. Many of them end up with incompatibility, the spouse is not able to adjust one another, and even worse they can not take him or her as his/her partner anylonger. Divorce is an indication that there is no satisfaction anymore between the couple. This research was done in the Javanese cultural context. This research aims to test the marital satisfaction model in the Javanese culture and to find the biggest factor/path influencing the marital satisfaction. Theoretically and it was hypothesized that marital satisfaction affected by the marital commitment, the willingness to sacrifice, dyadic adjustment, and exchange equity. The last three factors in turn will be accepted by the spouse’s behavioral perception and the spouse’s perception it self will affect the marital satisfaction. The subjects of the research were 120 couples. The subjects qualifications are : (1) Javanese couples, (2) their mother tongue is Javanese, (3) the couple live together, (4) they have at least one child, (5) they have been married at least a year long. From the qualifications of the subjects above, data from 118 couples were analyzed. The result of the path analysis, specifically the AMOS software, version 4,01, 1994-1999 by James L Arbuckle, the path analysis model was rejected. Based on the rejection of the model, the model was modified. The result of the modification revealed that the marital satisfaction is determined by willingness to sacrifice, dyadic adjustment and exchange equity, further more the willingness to sacrifice, dyadic adjustment and exchange equity are affected by the marital commitment. The sequence of the path of the husband’s marital satisfaction from the biggest influence are : (1) starting from wife’s commitment(symbol) wife’s dyadic adjustment, → husband’s marital satisfaction. (2) the wife’s marital commitment → wife’s willingness to sacrifice, → wife’s dyadic adjustment → husband’s marital satisfaction. In this respect, the wife’s willingness to sacrifice does not directly influence the husband’s marital satisfaction. (3) the wife’s commitment →wife’s willingness to sacrifice →the husband’s marital satisfaction and lastly (4) the wife’s marital commitment(symbol)wife’s exchange equality → dyadic adjustment → husband’s marital satisfaction. The wife’s exchange equality on the last line does not have direct influences. The wife’s marital satisfaction based on the degree of their influences are: (1) starts from the husband’s marital commitment(symbol)dyadic adjustment →the wife’s marital satisfaction. (2) The husband’s marital commitment →the husband’s willingness to sacrifice →wife’s marital satisfaction. In other words, the husband’s dyadic adjustment is the sole factor determining the wife’s marital satisfaction. July 28, 2004
Kata Kunci : Psikologi,Kepuasan Perkawinan,Perilaku Pasangan