DETERMINAN PARTISIPASI KERJA PEREMPUAN MENIKAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2022
DENOK WIDYANINGSIH, Dr. Agus Joko Pitoyo, S.Si., M.A.
2024 | Skripsi | GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN
Perempuan menikah
memiliki opsi yang bervariasi jika dibandingkan dengan perempuan dengan status
lainnya dalam angkatan kerja yakni menjadi ibu rumah tangga atau sekaligus
berpartisipasi dalam pasar kerja. Akan tetapi, perempuan menikah dan bekerja menanggung peran ganda dalam
kehidupannya yakni bekerja dan mengurus rumah tangga. Hal ini menyebabkan
perempuan menikah tersebut tidak bisa secara totalitas untuk mengembangkan
peran dalam karir dan mengurus rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi
ketenagakerjaan perempuan menikah, mengidentifikasi karakteristik perempuan
menikah yang bekerja, dan mengetahui pengaruh faktor-faktor individu dan rumah
tangga terhadap keputusan bekerja perempuan menikah. Variabel yang dipergunakan
dalam penelitian ini ialah usia, pendidikan tertinggi, pendidikan tertinggi
suami, pendapatan suami, jumlah rumah tangga, dan jumlah tanggungan anak.
Data yang menjadi dasar penelitian ini ialah raw data Survei
Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2022. Adapun kriteria pemilihan
sampel antara lain berjenis kelamin perempuan, berusia lebih dari 15 tahun,
status perkawinan berupa kawin, kegiatan selama seminggu terakhir berupa
bekerja, mencari pekerjaan, mengurus rumah tangga, atau bersekolah. Berdasarkan
kriteria-kriteria tersebut kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data
menggunakan beberapa metode seperti pembuatan peta, diagram, dan uji regresi
logistik biner.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kontribusi
perempuan menikah bekerja terhadap angkatan kerja dari yang tertinggi ialah Kabupaten
Gunungkidul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan
Kota Yogyakarta. Sementara itu, untuk kontribusi perempuan menikah terhadap
angkatan kerja perempuan dari yang tertinggi ialah Kabupaten Kulon Progo,
Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta.
Adapun karakteristik perempuan menikah bekerja di DI Yogyakarta antara lain
berusia 35-39 tahun, berpendidikan SMA, tingkat pendidikan suami SMA,
pendapatan suami tergolong rendah, anggota rumah tangga berjumlah tidak lebih
dari 2 orang, dan dalam rumah tangga tidak terdapat tanggungan anak. Kemudian
berdasarkan hasil regresi logistik biner didapatkan variabilitas 3,1% untuk
perempuan menikah bekerja. Adapun variabel yang berpengaruh negatif yakni usia
(0,988), tingkat pendidikan suami (0,742; 0,423; 0,411; dan 0,366), pendapatan
suami (0,753 dan 0,492), dan jumlah anggota rumah tangga (0,943). Sementara
itu, variabel yang memiliki pengaruh positif ialah tingkat pendidikan tertinggi
(1,548; 1,702; 1602; dan 2,413) dan jumlah tanggungan anak (1,236). Juga
variabel yang berpotensi tinggi mendorong perempuan menikah bekerja ialah
pendidikan tinggi.
Married
women have varied options compared to women with other statuses in the
workforce, namely being housewives or simultaneously participating in the labor
market. However, married women who decide to work have a dual role, namely
working and taking care of the household. This causes married women to be
unable to fully develop their roles in careers and take care of the household.
This research aims to determine the employment distribution of married women,
identify the characteristics of married women working, and determine the
influence of individuals and households on married women's employment
decisions. The variables used in this research are age, highest education,
husband's highest education, husband's income, household size, and number of
children.
The data forms the basic of this research is raw data
from the National Labor Force Survey (Sakernas) in August 2022. The sample
selection criteria include female gender, more than 15 years old, marital
status in the form of married, activities during the last week in the form of working,
looking for work, taking care of the household, or going to school. Based on
these criteria, data processing and analysis were then carried out using
several methods such as making maps, diagram, and binary logistic regression
tests.
Based on the research results, it was found that the
contribution of working married women to the workforce was highest in Gunungkidul
Regency, Kulon Progo Regency, Bantul Regency, Sleman Regency, and Yogyakarta
City. Meanwhile, the highest contributions of married women to the female
workforce are from the Kulon Progo Regency, Gunungkidul Regency, Bantul
Regency, Sleman Regency, and Yogyakarta City. The characteristics of married
women working in DI Yogyakarta include being age 35-39 years, having a high school
education, the husband's education level is high school, the husband's income
is relatively low, household members number no more than 2 people, and there
are no dependen children in the household. Then, based on the results of binary
logistic regression, it was found that variability was 3.1% for working married
women. As for variables which have a negative influence are age (0,988),
husband's education level (0,742; 0,423; 0,411; and 0,366), husband's income (0,753
and 0,492), and amount household members (0,943). Meanwhile, variables that
have an influence positive is the highest level of education (1,548; 1,702;
1602; and 2,413) and number of dependent children (1,236). Also a potentially
high variable encourage married women to work through higher education.
Kata Kunci : ketenagakerjaan, angkatan kerja, partisipasi kerja perempuan