Preferensi Nilai Lahan Masyarakat di Sekitar Kawasan TPA Piyungan, Kabupaten Bantul dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
IRENE TINON GRISELDIS MAHARANI, Hafidz Wibisono, S.T., M.T., Ph.D.
2024 | Skripsi | PEMBANGUNAN WILAYAH
Pertumbuhan
penduduk di Provinsi DIY, baik alami maupun migrasi terjadi cukup masif.
Kondisi ini mengakibatkan konsumsi masyarakat meningkat serta timbunan sampah
juga melonjak. Seiring pertumbuhan penduduk yang masif dan produksi sampah meningkat
akan berdampak pada overcapacity TPA Piyungan sebagai salah satu TPA di
Provinsi DIY. Permasalahan ini juga semakin meluas karena adanya pengelolaan
persampahan yang kurang tepat di TPA dan menimbulkan berbagai dampak. Hal ini
secara tidak langsung dapat menurunkan nilai lahan di daerah ini. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis preferensi masyarakat terhadap nilai lahan
serta mengenai faktor penentu nilai lahan di daerah tersebut.
Penelitian
ini menggunakan batasan administratif Kalurahan yang meliputi Kalurahan Bawuran
dan Kalurahan Sitimulyo. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif dengan sumber data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan
konsep Contingent Valuation Method dengan model preferensi nilai lahan.
Model pertanyaan double-bounded dichotomous choice (DBDC)
digunakan dalam pengambilan data di penelitian ini yang mana akan tersedia 2
pertanyaan dengan pilihan jawaban “ya” atau “tidak”.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa preferensi nilai lahan di sekitar TPA
Piyungan ini berada pada rentang Rp500.000 hingga Rp5.000.000 yang tersebar
pada zona 1, zona 2, dan zona 3. Rata-rata preferensi nilai lahan masyarakat
berdasarkan harga bid akhir adalah Rp2.988.889. Faktor yang mempengaruhi
preferensi nilai lahan di lokasi ini berdasarkan uji statistik secara parsial meliputi
zona 1 dan jarak ke sekolah anak. Namun, secara simultan, salah satu faktor
dari zona, dampak, lama tinggal, jarak ke lokasi bekerja, dan jarak ke lokasi sekolah
anak diketahui ada yang berpengaruh terhadap preferensi nilai lahan di kawasan
ini.
The
population growth in the DIY Province, both natural and due to migration, has
been quite massive. This condition has led to an increase in community
consumption and a surge in waste generation. Alongside the significant
population growth and rising waste production, the Piyungan Landfill, one of
the landfills in DIY Province, is facing overcapacity issues. This problem is
further exacerbated by inadequate waste management at the landfill, resulting
in various negative impacts. Consequently, this can indirectly decrease land
value in the area. This study aims to analyze community preferences regarding
land value and identify the determining factors of land value in the region.
This
research uses administrative boundaries of the Kalurahan, including Kalurahan
Bawuran and Kalurahan Sitimulyo. The research method employs a quantitative
approach with both primary and secondary data sources. The study utilizes the
Contingent Valuation Method with a land value preference model. A
double-bounded dichotomous choice (DBDC) questioning model is used for data
collection, which includes two questions with "yes" or "no"
response options.
The
results indicate that the land value preference around the Piyungan Landfill
ranges from Rp500.000 to Rp5.000,000, distributed across zones 1, 2, and 3. The
average land value preference based on the final bidding price is Rp2.988.889.
Factors influencing land value preference at this location, based on partial
statistical tests, include zone 1 and the distance to the children's school.
However, simultaneously, it is found that some factors such as zone, impact,
length of residence, distance to the workplace, and distance to the children's
school have an effect on land value preference in this area.
Kata Kunci : preferensi nilai lahan, TPA Piyungan, dampak, aksesibilitas