Laporkan Masalah

TEMPAT TINGGAL BURUH PERKEBUNAN DI DELI SUMATERA TIMUR 1883-1935

NABILLA BINTANG BRILLIANT, Dr. Abdul Wahid, M.Phil.

2024 | Skripsi | ILMU SEJARAH

Penelitian ini mengkaji tentang tempat tinggal buruh perkebunan di Deli, Sumatera Timur. Sumatera Timur merupakan wilayah konsentrasi perkebunan yang menghasilkan berbagai komoditas, salah satunya tembakau yang dikelola oleh perusahaan swasta dan telah mendapatkan ijin dari Sultan, yaitu perusahaan Deli Maatchappij. Perkembangan perkebunan yang pesat membuat perusahaan merekrut buruh dari Cina, India, dan Jawa karena masyarakat lokal tidak bersedia bekerja di perkebunan. Dengan jumlah buruh yang terus meningkat membuat perusahaan harus menyediakan tempat tinggal untuk para buruh. Permasalahan itulah yang menjadi topik utama dalam penelitian ini. Penelitian ini ditulis dengan menggabungkan sumber-sumber primer, seperti arsip foto yang diperoleh dari ANRI, surat kabar yang diperoleh dari Delpher, dan foto dari KITLV serta sumber sekunder, seperti buku dan artikel yang diperoleh dari perpustakaan UGM, Google Cendekia, dan J-stor.

Dari penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa perusahaan perkebunan menempatkan para buruh di dalam barak-barak tempat tinggal yang dibedakan berdasarkan etnis. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi konflik antar etnis yang dapat menghambat kemajuan perusahaan. Fasilitas yang diberikan di tempat tinggal pun juga ikut berbeda, menyesuaiakan etnis masing-masing, salah satunya di tempat tinggal buruh Cina dibangun kuil untuk beribadah. Tempat tinggal buruh perkebunan dibangun dengan atap dari bahan rumbia, dindingnya dari papan, dan berlantaikan tanah. Hal tersebut membuat kondisi di tempat tinggal buruh menjadi kotor, terutama ketika musim hujan, air dapat masuk dan menggenang di dalam tempat tinggal. Buruknya kualitas di tempat tinggal buruh membuat berbagai penyakit mudah muncul dan menyebar, diantaranya penyakit disentri, malaria, dan beri-beri. Selain masalah kebersihan dan kesehatan, di tempat tinggal buruh juga terdapat masalah-masalah sosial, seperti kekerasan dan isu keamanan, seperti pemberlakuan jam malam serta tempat tinggal yang dimanfaatkan sebagai tempat penjualan opium, prostitusi, dan perjudian ketika hari gajian.

This research examines the residence of plantation workers in Deli, East Sumatra. East Sumatra is an area of concentration of plantations that produce various commodities, one of which is tobacco, which is managed by a private company and has received permission from the Sultan, namely the Deli Maatchappij company. The rapid development of the plantation made the company recruit laborers from China, India and Java because local people were not willing to work on the plantation. With the increasing number of laborers, the company had to provide housing for the laborers. This problem is the main topic of this research. This research is written by combining primary sources, such as photo archives obtained from ANRI, newspapers obtained from Delpher, and photos from KITLV and secondary sources, such as books and articles obtained from UGM library, Google Scholar, and J-stor.

From the research conducted, it was found that the plantation company placed the workers in residential barracks that were differentiated by ethnicity. This was done to avoid inter-ethnic conflicts that could hinder the company's progress. The facilities provided in the living quarters were also different, adjusting to each ethnicity, one of which was in the Chinese workers' quarters where a temple was built for worship. The plantation workers' dwellings are built with thatched roofs, plank walls, and dirt floors. This makes the workers' dwellings dirty, especially during the rainy season when water can enter and stagnate in the dwellings. The poor quality of the workers' living quarters makes it easy for various diseases to emerge and spread, including dysentery, malaria, and beriberi. In addition to hygiene and health problems, there are also social problems, such as violence and security issues, such as the imposition of curfews and residences that are used as places for opium sales, prostitution, and gambling on payday.

Kata Kunci : Tempat tinggal, Deli Sumatera Timur, buruh perkebunan.

  1. S1-2024-463163-abstract.pdf  
  2. S1-2024-463163-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-463163-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-463163-title.pdf