THE EFFECT OF LAYER COMPOSITION AND AMOUNT OF ADHESIVE ON PHYSICAL AND MECHANICAL PROPERTIES OF BALAU (Shorea spp.) AND BAYUR (Pterospermum spp.) GLULAM BEAMS
Rhatasya Kana Azzahra, Ir. Muhammad Navis Rofii, S. Hut., M. Sc., Ph. D.
2024 | Skripsi | KEHUTANAN
Kayu laminasi (Glulam) dikenal mampu meningkatkan
kekuatan kayu berkualitas rendah dan telah digunakan sebagai elemen struktur
bahan bangunan seperti balok dan tiang. Dalam penelitian ini, Balau digunakan
untuk meningkatkan kekuatan kayu Bayur dalam bentuk balok laminasi. Kayu-kayu
tersebut direkatkan dengan menggunakan resin poliuretan (PU) yang biasa
digunakan untuk konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
komposisi lapisan dan jumlah perekat terhadap sifat fisis-mekanis balok glulam
yang terbuat dari kayu Balau dan Bayur.
Penelitian ini menggunakan rangangan acak lengkap
(RAL) sebagai desain penelitian dengan dua factor antara lain komposisi
(Balau-bayur-Balau, Balau-bayur-bayur-bayur-Balau, dan
Balau-Balau-bayur-Balau-Balau), serta jumlah perekat terdiri dari 3 aras yaitu
175, 200, dan 225 g/m2. Glulam yang dibuat berdimensi 100×5×5 cm3,
dimana lamina glulam 3 dan 5 lapis masing-masing
mempunyai tebal 1,7 dan 1 cm, dikempa dingin dengan tekanan 2 MPa selama 24
jam dan dikondisikan selama satu minggu. Pengujian sifat fisik-mekanik
dilakukan berdasarkan Japanese Agricultural Standard (JAS) 234:2003.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara
kedua faktor tidak berpengaruh signifikan terhadap
sifat fisika dan mekanika glulam, sementara itu, komposisi lapisan
berpengaruh signifikan terhadap kerapatan glulam sedangkan jumlah perekat tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini. Glulam
dengan hasil terbaik adalah glulam 3 lapis dengan 225 g/m2 perekat
PU; yang mempunyai kerapatan 0,77 g/m3, kadar air 12,06%, kuat geser
4,82 MPa, MOE 13,98 GPa, dan MOR 56,53 MPa.
Glue laminated
timber (Glulam), known for its ability to enhance the strength of lower-quality
wood, is utilised as a structural element in beams and trusses. In this study,
Balau was used to strengthen Bayur in the form of laminated beams. The layers
were bonded with polyurethane (PU) commonly used in construction. This study
aims to explore the effect of layer composition and amount of adhesive on the
physico-mechanical properties of glulam beams manufactured from Balau and Bayur
wood.
This study used
completely randomised design (CRD) with two factors: layer composition,
consisted of 3 variables (Balau-bayur-Balau, Balau-bayur-bayur-bayur-Balau, dan
Balau-Balau-bayur-Balau-Balau) and amount of
adhesive, consisted of 3 variables (175, 200, and 225 g/m2). The
glulam was made with a dimension of 100 × 5 × 5 cm3, where
thickness of laminas of the 3 and 5-layer were 1.7 and 1 cm respectively, cold pressed at 2 MPa for 24 hours, and conditioned
for a week. Physical and mechanical properties were tested according to the
Japanese Agricultural Standard (JAS) 234:2003.
Results showed that interaction between the two
factors did not significantly affect the physical and
mechanical properties of the glulam, meanwhile, layer composition had significant effect on the density
of the glulam while the amount of adhesive had no significant effect on the
variables in this study. The glulam with the best results was the 3-ply glulam
adhered with 225 g/m2 of PU with a density of 0.77 g/m3,
moisture content of 12.06%, shear strength of 4.82 MPa, MOE of 13.98 GPa, and
MOR of 56.53 MPa.
Kata Kunci : layer composition, amount of adhesive, glulam Bayur, Balau, physical and mechanical properties.