Laporkan Masalah

Struktur Ruang Arkeologi Tapak Istana Kerajaan Siak di Mempura, Provinsi Riau: Analisis Lokasional

ALFO RAHMATUL IKHFAR, Drs. JSE Yuwono, M.Sc,

2024 | Skripsi | ARKEOLOGI

Wilayah Mempura merupakan lokasi bekas Kerajaan Siak ke-II pada masa pemerintahan Sultan ke-II yaitu Sultan Mahmud Abdul Jalil Muzafar Syah atau Tengku Buwang Asmara yang dibangun pada kisaran tahun 1756-1761. Wilayah ini memiliki ciri khas pada bentanglahanya yang banyak dialiri oleh anak sungai atau suak. ­Beberapa aliran suak tersebut menyimpan potensi arkeologi yang berkorelasi dengan bentanglahan, latar belakang sejarah, serta etnografi dan toponimi lama di wilayah Mempura. Kondisi data arkeologi yang terkandung di antara suak-suak tersebut berkembang dari masa penempatan Kerajaan Siak di Mempura hingga berakhir pada masa kolonial. Tujuan dari penelitian ini yaitu, memetakan struktur ruang yang dilakukan atas penilaian terhadap klaster-klaster potensi arkeologis berdasarkan penilaian bentanglahan, latar belakang sejarah, serta etnografi dan toponimi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif spasial dengan penalaran induktif melalui pemetaan dan analisis lokasional dengan memetakan potensi objek arkeologi berdasarkan struktur ruang wilayahnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa klaster-klaster potensi arkeologis tertinggi berada pada Suak Mempura Besar dan Suak Melengo. Objek-objek yang menempati suak-suak tersebut telah berkembang dari masa penempatan Kerajaan Siak di Mempura abad ke-18. Kemudian, sebaran objek dengan klaster sedang dan rendah berada pada Suak Mempura Kecil dan Suak Kelakap. Objek-objek yang menempati suak-suak tersebut telah berkembang dari masa okupasi kolonial di Siak abad ke-19.

The Mempura region was the site of the former Second Siak Sultanate during the reign of the second Sultan, Sultan Mahmud Abdul Jalil Muzafar Syah, also known as Tengku Buwang Asmara, which was established around 1756-1761. This area is characterized by its landscape, which is traversed by many tributaries or suak (small rivers). Some of these suak contain archaeological potential that correlates with the landscape, historical background, as well as ethnography and old toponymy in the Mempura region. The archaeological data found among these suak spans from the time of the Siak Sultanate's settlement in Mempura to the colonial period. The purpose of this research is to map the spatial structure by assessing clusters of archaeological potential based on evaluations of the landscape, historical background, ethnography, and toponymy. The method used in this research is spatial descriptive with inductive reasoning through mapping and locational analysis by mapping the potential of archaeological objects based on the spatial structure of the region. The results of this study indicate that the highest clusters of archaeological potential are found in Suak Mempura Besar and Suak Melengo. The objects occupying these suak have developed since the time of the Siak Sultanate's settlement in Mempura in the 18th century. Meanwhile, the distribution of objects with medium and low clusters is found in Suak Mempura Kecil and Suak Kelakap. The objects occupying these suak developed during the colonial occupation in Siak in the 19th century.

Kata Kunci : Suak, Mempura, Spatial Structure, Second Siak Sultanate, Tengku Buwang Asmara.

  1. S1-2024-456655-abstract.pdf  
  2. S1-2024-456655-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-456655-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-456655-title.pdf