Penentuan Jenis Kelamin pada Pepaya Gunung (Vasconcellea pubescens A.DC.) di Jawa Berdasarkan Karakter Morfologis, Sitogenetis, dan Molekuler
AINUN NIKMATI LAILY, Prof. Dr. Purnomo, M.S.; Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.; Prof. Dr. Ir. Aziz Purwantoro, M.Sc.
2024 | Disertasi | S3 Biologi
Pepaya gunung (Vasconcellea pubescens A.DC.)
merupakan anggota Suku Caricaceae yang telah berhasil diintroduksi ke
Indonesia, dengan area pertumbuhan yang terfokus di Pulau Jawa. Tanaman buah
ini berpotensi sebagai bahan pangan, bahan industri farmasi, dan bahan
kosmetik. Pepaya gunung memiliki tiga jenis kelamin dalam populasinya, yaitu
betina dioecious, jantan dioecious, dan monoecious.
Informasi mengenai Penentuan jenis kelamin pada pepaya gunung masih
terbatas. Pembedaan jenis kelamin pada tanaman ini penting bagi petani dalam
rangka pembudidayaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis kelamin
pepaya gunung berdasarkan karakter morfologis, sitologis, dan molekuler di
Pulau Jawa. Data morfologis diperoleh melalui pengamatan dan pengukuran
terhadap 58 karakter, data sitogenetis diperoleh dengan pengamatan dan pengukuran jumlah, ukuran,
bentuk, kariotipe, dan indeks asimetri kromosom, sedangkan data molekuler diperoleh melalui deteksi
panjang telomer dengan prosedur Polymerase
Chain Reaction (PCR) dan penggunaan marka berbasis Sequence
Characterized Amplified Region (SCAR) serta sekuensing DNA berdasarkan
primer PMSM2 dan SDP. Data tersebut dianalisis secara deskriptif
kualitatif, adapun kerapatan dan panjang trikoma, panjang kromosom, serta
panjang telomer dianalisis varians selanjutnya pada perbedaan yang signifikan
dilanjutkan dengan Uji Tukey. Sekuen DNA diedit, diolah, dan ditampilkan
menggunakan software GeneStudio, MEGA 11, dan Bioedit.
Hasil penelitian menjelaskan penentuan jenis kelamin pepaya
gunung dapat ditentukan berdasarkan karakter morfologis dan molekuler.
Berdasarkan karakter morfologis, pembeda antara ketiga jenis kelamin adalah kerapatan dan panjang trikoma daun bagian abaksial,
bentuk bunga, panjang tangkai bunga, bentuk pangkal buah, panjang tangkai buah,
dan warna biji. Berdasarkan karakter sitogenetis, ketiga jenis kelamin
menunjukkan kesamaan dalam jumlah, ukuran, bentuk, kariotipe, dan indeks
asimetri kromosom dengan jumlah kromosom 2n=18, rata-rata panjang kromosom
1,975 µm, bentuk kromosom metasentrik, rata-rata indeks asimetri
intrakromosomal 0,2136, dan rata-rata indeks asimetri interkromosomal 0,009.
Berdasarkan karakter molekuler, pembeda pada ketiga jenis kelamin adalah berat molekul sebesar 381, 391, dan 396,67 bp berurutan pada
betina dioecious, jantan dioecious, dan monoecious, serta adanya situs polimorfik pada sekuen DNA
yang disejajarkan.
Highland papaya (Vasconcellea pubescens
A.DC.) belongs to the Caricaceae family and has been successfully introduced to
Indonesia, particularly growing on the island of Java. This fruit plant holds
potential as a food source, and for pharmaceutical and cosmetic industries. Highland
papaya exhibits three types of sex in its population: dioecious female,
dioecious male, and monoecious. Information on sex determination in highland
papaya remains limited. Distinguishing the sexes in this plant is crucial for
farmers in cultivation efforts. This study aims to determine the sex of highland
papaya based on morphological, cytological, and molecular characteristics on
Java. Morphological data were obtained through observation and measurement of
58 characters; cytogenetic data were collected by observing and measuring the
number, size, shape, karyotype, and asymmetry index of chromosomes; while
molecular data were acquired through telomere length detection using Polymerase
Chain Reaction (PCR) procedures and Sequence Characterized Amplified Region
(SCAR) markers, along with DNA sequencing based on PMSM2 and SDP primers. The
data were analyzed descriptively and qualitatively, with trichome density and
length, chromosome length, and telomere length subjected to analysis of
variance, followed by Tukey's test for significant differences. DNA sequences
were edited, processed, and displayed using GeneStudio, MEGA 11, and Bioedit
software.
The study's results revealed that sex
determination in highland papaya could be identified based on morphological and
molecular characteristics. Morphologically, the distinguishing features among
the three sexes were the density and length of trichomes on the abaxial side of
the leaf, flower shape, pedicel length, shape of the
base of the fruit,
fruit stalk length, and seed color. Cytogenetically, the three sexes exhibited
similarities in chromosome number, size, shape, karyotype, and asymmetry index,
with a chromosome count of 2n=18, an average chromosome length of 1.975 µm,
metacentric chromosome shape, an average intrachromosomal asymmetry index of
0.2136, and an average interchromosomal asymmetry index of 0.009. Molecularly,
the sexes differed by molecular weights of 381, 391, and 396.67 bp for dioecious
females, dioecious males, and monoecious individuals, respectively, along with
the presence of polymorphic sites in the aligned DNA sequences.
Kata Kunci : penentuan jenis kelamin, molekuler, morfologis, sitogenetis, Vasconcellea pubescens A.DC.