PEMAKNAAN SUAMI ISTRI SEBAGAI SATU ENTITAS DALAM SUATU PERKAWINAN TANPA PERJANJIAN KAWIN SEBAGAI SUBJEK PENDIRI PERSEROAN TERBATAS

I Putu Gede Andhyaksa, Irna Nurhayati, S.H., M.Hum., LL.M., Ph.D.

2024 | Tesis | S2 Magister Kenotariatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis praktik notaris dalam pemaknaan suami istri sebagai satu entitias dalam suatu perkawinan tanpa perjanjian kawin sebagai subjek pendiri perseroan terbata, serta untuk mengetahui dan menganalisis akibat hukum terhadap harta perkawinan suami istri dalam pertanggungjawaban atas kerugian perseroan terbatas yang didirikan dalam perkawinan. 

Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian normatif empiris dengan sifat penelitian adalah deskriptif. Data pada penelitian ini bersumber pada penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan bertujuan untuk memperoleh data sekunder, data-data sekunder tersebut terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan scara langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data-data primer, serta memperoleh informasi dari subjek penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian, data primer tersebut diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan responden dan narasumber. Data penelitian disajikan dalam bentuk teks naratif dan menggunakan metode analisis kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa praktik beberapa notaris dalam pemaknaan suami istri tanpa perjanjian kawin sebagai subjek pendiri perseroan tidak selamanya dipandang sebagai 1 (satu) entitas melainkan dapat juga dipandang sebagai 2 (dua) entitas, hal tersebut dikarenakan adanya harta pribadi dalam suatu perkawinan yang dapat digunakan sebagai modal pendiri perseroan. Pertanggungjawaban suami atau istri yang menjabat sebagai direksi perseroan atas kesalahan atau kelalaiannya dalam menjalankan perseroan, terlebih dahulu dapat dilihat modal yang digunakan sebagai modal pendirian perseroan, modal yang digunakan bersumber dari harta bersama, maka akan dibebankan langsung kepada harta bersama dan apabila modal pendirian perseroan bersumber dari harta pribadi, maka akan dibebankan terhadap harta pribadi masing-masing suami atau istri dan apabila harta pribadi tidak mencukup maka akan dibebankan terhadap harta bersama.

This study aims to determine and analyze the meaning of husband and wife as an entity in a marriage without a marriage agreement as the founding subject of a limited liability company, as wee as to determine and analyze the legal consequences of husband and wife's marital property in liability for the losses of a limited liability company established in marriage.

This research uses a type of empirical normative research method, furthermore this research is descriptive. The research materials in this research are sourced from library research and field research. literature research aims to obtain secondary data, the secondary data consists of primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal materials. Field research is research conducted directly to the research location to obtain primary data and obtain information from research subjects related to the research topis, the primary data is obtained through direct interview with respondents and sources. The research material is presented in the form analytical narrative text and uses qualitative analysis methods.

The result showed that husband and wife in a marriage without a marriage agreement as the founding subject of the company are not always seen as 1 (one) entity but can also be seen as 2 (two) entities, this is due to the existence of inherited property in a marriage which can be used as the capital for the establishment of the company. The liability of a husband or wife who serves as a director of the company for their mistakes or negligence in running the company, can first be seen from the capital used as the capital for the establishment of the company, the capital used is sourced from joint assets, it will be charged directly to joint assets and if the capital for the establishment of the company is sourced from inherited assets, it will be charged to the inherited assets of each husband or wife and if the inherited assets are insufficient, it will be charged to joint assets. The use of joint assets in liability for the company's losses caused by the husband or wife as directors must have the consent of the husband or wife. 

Kata Kunci : Perjanjian Kawin/Marriage Agreement, Perkawinan/Marriage, Perseroan Terbatas/Limited Liability Company