Laporkan Masalah

SKABIES: IDENTIFIKASI KASUS DAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA POPULASI PESANTREN DI REMBANG JAWA TENGAH

Raden Rara Wiwara Awisarita, Prof. dr. Tri Baskoro Tunggul Satoto, M.Sc., Ph.D

2024 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis

Latar Belakang: Skabies merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei yang dapat menyerang semua ras dan kelas sosial. Indonesia merupakan negara dengan beban infeksi skabies tertinggi, oleh karena itu diperlukan penelitian yang lebih mendalam. Penelitian ini menggunakan kasus pondok pesantren di Kabupaten Rembang yang memiliki risiko penularan yang tinggi.

Tujuan: Secara umum bertujuan untuk mengetahui jumlah kejadian skabies dan menganalisis hubungan faktor risiko dengan kejadian skabies pada populasi santri pondok pesantren di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah

Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross sectional, bersifat deskriptif analitis untuk melihat kejadian skabies dengan melakukan skrining gejala awal menggunakan kuesioner “DeSkab UI” yang dipadukan dengan kriteria IACS, mendeteksi gejala klinis yang muncul dan melakukan pemeriksaan penunjang menggunakan metode pemeriksaan dermoskopi atau mikroskop digital pembesaran tinggi, kerokan kulit dan kerokan kulit untuk mendapatkan tungau Sarcoptes scabiei yang akan diamati di bawah mikroskop.

Hasil: Kondisi fisik lingkungan yang merata di semua pondok pesantren yaitu kelembaban udara normal, sanitasi kamar mandi baik, namun memiliki kepadatan kamar tidur yang tinggi. Dari 844 santri yang dijadikan sampel, sebanyak 468 santri terdiagnosis positif skabies secara klinis. Dari faktor lingkungan, variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan kasus skabies secara klinis adalah tingkat pencahayaan dan suhu ruangan. Sedangkan dari kapasitas responden, pengetahuan, sikap dan kebersihan diri semuanya memiliki hubungan signifikan secara statistik dengan kasus skabies. Berdasarkan uji multivariat, faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap lingkungan adalah suhu udara dalam ruangan (OR = 1,6), sedangkan dari kapasitas responden adalah pengetahuan (OR = 1,7) dan kebersihan diri (OR = 2,06).

Kesimpulan: Secara umum kondisi pondok pesantren di Kabupaten Rembang memudahkan terjadinya penularan skabies terutama karena kepadatan penghuninya yang tinggi dan dibuktikan dengan tingginya angka kasus skabies pada penelitian ini (55%). Namun demikian, faktor pengetahuan dan kebersihan diri juga mempengaruhi angka kasus skabies di lingkungan pondok pesantren Rembang.

Background: Scabies is a skin infection caused by Sarcoptes scabiei, which can affect people of all races and social classes. Indonesia is a country with the highest burden of scabies infection, hence more in-depth research is needed. This study used the case of Islamic boarding schools in Rembang Regency, which have a high risk of transmission. 

Objectives: In general, the aim is to examine the number of scabies incidences and analyze the relationship between risk factors with the incidence of scabies in the population of Islamic boarding school students in Rembang Regency, Central Java

Methods: This study uses a cross-sectional method, descriptive analytical in nature to see the incidence of scabies by screening early symptoms using the "DeSkab UI" questionnaire combined with the criteria of IACS, detecting clinical symptoms that appear and conducting supporting examinations using the dermoscopy examination method or high magnification digital microscope, skin scrapings and skin scrapings to obtain Sarcoptes scabiei mites to be observed under a microscope.

Results: The physical conditions of the environment that are evenly distributed in all Islamic boarding schools are normal humidity, good bathroom sanitation, but have a high density of bedrooms. Of the 844 students who were sampled, 468 were diagnosed as clinically positive for scabies. In terms of the environment, the variables that have a significant relationship with clinical scabies cases are the light level and room temperature. While in terms of respondent capacity; knowledge, attitude, and personal hygiene; all have a statistically significant relationship with scabies cases. Based on the multivariate test, the factor with the greatest influence on the environment is the air temperature in the room (OR = 1.6), while in terms of respondent capacity it is knowledge (OR = 1.7) and personal hygiene (OR = 2.06)

Conclusion: In general, the condition of Islamic boarding schools in Rembang Regency facilitates the transmission of scabies, especially because of the high density of residents and is proven by the high number of scabies cases in this study (55%). However, knowledge and personal hygiene factors also affect the number of scabies cases in the Islamic boarding school environment in Rembang.

Kata Kunci : Skabies, Faktor risiko, Pondok Pesantren, Rembang

  1. S2-2024-485387-abstract.pdf  
  2. S2-2024-485387-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-485387-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-485387-title.pdf