The Emerging Green Hydrogen Economy in The Philippines: A Stakeholder Analysis
Ynna Abigail Olvida, Prof. Amin Wibowo, Ph.D.
2024 | Tesis | S2 Manajemen
Hidrogen hijau telah mendapatkan momentum secara global karena kontribusinya yang
menjanjikan terhadap mitigasi perubahan iklim. Filipina juga telah mulai mengeksplorasi
teknologi tersebut karena potensinya untuk mengatasi hubungan antara keamanan energi,
dekarbonisasi, dan transisi energi. Meskipun aktivitas hidrogen dan studi hidrogen lokal telah
muncul dalam beberapa tahun terakhir, terdapat diskusi terbatas tentang berbagai kelompok
pemangku kepentingan yang terlibat dan bagaimana mereka dapat mendorong pasar ke depan
dengan mempertimbangkan berbagai kepentingan dan prioritas. Penelitian ini menggunakan
pendekatan studi kualitatif, memanfaatkan teori tentang keunggulan pemangku kepentingan,
teori jaringan aktor, dan jaringan pengaruh, menerapkan analisis tematik untuk
mengidentifikasi pemangku kepentingan yang terlibat, memeriksa atribut dan perspektif
keunggulan mereka, dan mengeksplorasi hubungan dalam jaringan ekonomi hidrogen hijau
untuk memahami cara memfasilitasi pengembangannya dengan lebih baik. Data yang
dikumpulkan dari 17 pakar melalui wawancara mendalam semi-terstruktur mengungkapkan
tema-tema utama tentang tantangan domestik (ekonomi, pembiayaan, infrastruktur, dan
hukum) dan hubungan pemangku kepentingan yang dinamis. Kelompok pemangku
kepentingan disegmentasikan menjadi kelompok primer (penggerak dan pendukung) dan
kelompok sekunder (pendukung dan penonton), di mana kelompok pertama melibatkan mereka
yang akan memungkinkan pengembangannya dan kelompok kedua mencakup pemangku
kepentingan yang menjadi bagian dari rantai nilai energi hidrogen. Pemangku kepentingan
primer dengan keunggulan yang lebih tinggi, menunjukkan sikap yang lebih positif terhadap
hidrogen hijau dibandingkan dengan kelompok kedua yang secara pasif mengantisipasi
komersialisasi lokal hidrogen hijau. Terlepas dari itu, kedua kelompok mengharapkan triple
helix, yang dipimpin oleh pemerintah, untuk secara kolaboratif membangun lingkungan bisnis
yang memungkinkan hidrogen hijau agar dapat diterima oleh sektor swasta, khususnya
konglomerat, karena mereka diharapkan untuk mendorongnya maju mengingat pasar tenaga
listrik yang sangat liberal dan terprivatisasi. Studi tersebut juga mengungkapkan cakrawala
waktu sepuluh hingga dua puluh tahun yang berpotensi terhambat oleh prioritas pemerintah
lainnya. Rekomendasi mencakup penanganan aspek-aspek mendasar yang akan memperkuat
strategi praktis berikutnya untuk mengembangkan ekonomi hidrogen hijau secara holistik
sambil mengantisipasi kematangan teknologinya.
Green hydrogen has been gaining momentum globally for its promising contribution to climate
change mitigation. The Philippines is exploring the technology for its potential to address the
nexus of energy security, decarbonization, and energy transition. While hydrogen activities and
local hydrogen studies have emerged in recent years, there is limited discussion on the different
stakeholder groups involved and how they can drive the market forward considering varying
interests and priorities.
This research employed a qualitative study approach, utilizing theories on stakeholder salience,
actor-network theory, and network of influence, implementing thematic analysis to identify the
stakeholders involved, examining their salience attributes and perspectives, and exploring the
relationships within the green hydrogen economy network to understand how to facilitate its
development. Data gathered from 17 experts through semi-structured in-depth interviews
revealed major themes on domestic challenges (economic, financing, infrastructural, and legal)
and dynamic stakeholder relationships. Stakeholder groups were segmented into primary and
secondary where the former involves those who will enable and drive its development and the
latter includes stakeholders who form part of the hydrogen energy value chain. The primary
stakeholders with higher salience, exhibit a more positive attitude towards green hydrogen visa-vis the latter as they passively anticipate green hydrogen’s local commercialization.
Regardless, both groups expect the triple helix, led by the government, to collaboratively build
an enabling business environment for green hydrogen to be palatable for the private sector,
specifically the conglomerates, as they are expected to drive it forward considering a highly
liberalized and privatized power market.
The study also revealed a time horizon of ten to twenty years that might potentially be hampered
by other government priorities. Recommendations include addressing foundational aspects that
will reinforce the succeeding practical strategies to holistically develop the green hydrogen
economy while anticipating its technological maturity.
Kata Kunci : Green hydrogen, Climate change mitigation, Energy security, Decarbonization, Stakeholder salience, Actor-network theory, Network of influence, Triple helix, Private sector, Technological maturity.