Analisis Efektivitas Bangunan Sekolah sebagai Bangunan Multifungsi untuk Shelter Pengungsian Bencana Erupsi Gunungapi (Studi Kasus: Shelter Pengungsian SMPN 02 Pronojiwo, Lumajang)
Ardya Perdani Ika Sari, Prof. Ir. Joko Sujono, M.Eng., Ph.D.; Dr. Ir. Dina Ruslanjari, M.Si.
2024 | Tesis | S2 MAGISTER MANAJEMEN BENCANA
Bencana lebih tepat dipandang sebagai suatu fenomena sosial yang memberikan dampak signifikan terhadap fungsi masyarakat mencakup kerugian dan gangguan terhadap aspek sosial, material, ekonomi, dan lingkungan. Penggunaan fasilitas publik termasuk bangunan sekolah sebagai tempat tinggal sementara pasca bencana merupakan praktik yang umum ditemui sebagai solusi darurat untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi dengan cepat dan efektif. SMPN 2 Pronojiwo telah 2 kali digunakan sebagai shelter pengungsian pasca bencana erupsi Semeru tahun 2021 dan 2022. Pengaihfungsian sekolah menjadi shelter pengungsian perlu untuk direncanakan dengan baik guna menghindari dampak negatif seperti kerusakan infrastruktur pendidikan dan gangguan pada proses belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan: (1) menganalisis tingkat kesesuaian sarana dan prasarana sekolah dengan standar minimum sarana prasarana pendidikan dan standar minimum kebutuhan pengungsian, (2) Menganalisis upaya perencanaan dan pengelolaan sekolah untuk digunakan sebagai shelter pengungsian di SMPN 2 Pronojiwo, (3) Menganalisis dukungan masyarakat sekitar sekolah terhadap penggunaan sekolah sebagai pengungsian dan (4) Menganalisis efektivitas gedung sekolah sebagai bangunan multifungsi.
Penelitian ini menggunakan metode embedded design, di mana pendekatan kuantitatif dan kualitatif diintegrasikan untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai efektivitas SMPN 2 Pronojiwo sebagai banguan multifungsi untuk shelter pengungsian. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan wawancara terhadap pihak-pihak terkait. Analisis data kualitatif dilakukan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan metode skoring dan perhitungan luas lantai untuk analisis kapasitas ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infrastruktur SMPN 2 Pronojiwo memenuhi standar pendidikan dan kesiapsiagaan bencana, serta efektif sebagai bangunan multifungsi yang mendukung kedua fungsi tersebut dengan baik. Penelitian menemukan bahwa keterlibatan warga dalam operasional pengungsian sengaja dibatasi untuk mengurangi potensi konflik antara warga dan pengungsi. Penelitian ini juga menemukan adanya pergeseran prioritas penggunaan ruang sekolah berdasarkan skema waktu penanggulangan bencana.
Disasters are more appropriately viewed as social phenomena that have a significant impact on the functioning of society, including losses and disruptions to social, material, economic, and environmental aspects. The use of public facilities, including school buildings, as temporary shelters in the aftermath of a disaster is a common practice to provide a rapid and effective emergency solution for fulfilling the basic needs of displaced persons. SMPN 2 Pronojiwo has been used twice as a shelter following the eruptions of Mount Semeru in 2021 and 2022. The conversion of schools into evacuation shelters must be well planned to avoid negative impacts such as damage to educational infrastructure and disruption to the learning process. This study aims to: (1) analyze the suitability of the school's facilities and infrastructure in accordance with the minimum standards for educational infrastructure and the minimum standards for evacuation needs, (2) analyze the planning and management efforts for using the school as a shelter at SMPN 2 Pronojiwo, (3) analyze the support of the surrounding community for the use of the school as an evacuation center, and (4) evaluate the effectiveness of the school building as a multifunctional facility.
This research employs an embedded design method, where quantitative and qualitative approaches are integrated to gain a comprehensive understanding of the effectiveness of SMPN 2 Pronojiwo as a multifunctional building for evacuation shelters. Data collection techniques include observation, documentation, and interviews with relevant stakeholders. Qualitative data analysis was conducted using a descriptive qualitative method, while quantitative data were analyzed using scoring methods and floor area calculations for space capacity analysis. The findings indicate that the infrastructure of SMPN 2 Pronojiwo meets both educational and disaster preparedness standards and is effective as a multifunctional facility supporting both functions well. The research also found that community involvement in the operation of the evacuation shelter was intentionally limited to reduce potential conflicts between residents and evacuees. Additionally, the study identified a shift in the prioritization of school space use based on the disaster response timeline.
Kata Kunci : Kata Kunci: Alihfungsi, Tanggap darurat, Pendidikan darurat, Infrastruktur Sekolah