Laporkan Masalah

PENGELOLAAN SUMBER DAYA BERSAMA UNTUK KONSERVASI KAWASAN BENTANG ALAM KARST: STUDI TENTANG KOMUNITAS RESAN DI GUNUNGKIDUL

Ali Hidayat Fatmayanto, Prof. Dr. Suharko, S.Sos., M.Si.

2024 | Tesis | S2 Sosiologi

Praktik commoning menjadi syarat utama bagi keberhasilan pengelolaan commons dalam skema konservasi berbasis komunitas hari ini. Dalam hal ini, peneliti menelusuri pengelolaan itu dalam gerakan Komunitas Resan Gunungkidul (KRG) pada kawasan bentang alam karst (KBAK) di kabupaten Gunungkidul. Tulisan ini berkontribusi pada penelitian yang berfokus pada konservasi berbasis komunitas di Asia Tenggara, dan secara khusus memahami strategi keselarasan dalam inisiatif individu-individu pada konservasi berbasis masyarakat berskala kecil. Lebih lanjut, penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana inisiatif semacam itu muncul, diwacanakan, dan dikembangkan. Hal ini dicapai melalui studi etnografi dengan memanfaatkan pandangan-pandangan dan praktik konservasi komunitas lokal yang mendalam. Selain strategi-strategi tertentu yang sering dikutip, untuk berlaku selaras dan bersama, peneliti melihat inisiatif KRG ditunjukan dengan inovasi fitur-fitur unik konservasi bersama seperti pemuliaan pohon, pemanfaatan media digital, penggalian pengetahuan lokal, keikutsertaan kaum muda, sambang sumber, penjagaan tradisi lokal, inovasi lokal untuk penghidupan dan konservasi, berbagai kebutuhan akan dukungan finansial kegiatan, dan mobilisasi sumber daya manusia yang signifikan. Strategi-strategi ini, bersama dengan peluang kelompok epistemik yang muncul (misalnya, beragam katalok tradisi lokal dan pohon resan) dan terinspirasi oleh pengelolaan commons dari KRG, persebaran informasi mereka, serta terpicu untuk merancang dan mengevaluasi kegiatan konservasi berbasis komunitas lokal di berbagai wilayah.

The practice of commoning is a key condition for the success of commons management within community-based conservation schemes today. In this context, the researcher explores this management within the Komunitas Resan Gunungkidul (KRG) in the Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) of Gunungkidul Regency. This paper contributes to research focusing on community-based conservation in Southeast Asia, specifically understanding alignment strategies in small-scale community conservation initiatives. Furthermore, this research explains how such initiatives emerge, are discussed, and are developed. This is achieved through ethnographic study utilizing in-depth perspectives and practices of local community conservation. In addition to commonly cited strategies for alignment and collaboration, the KRG initiative is characterized by innovative features of collective conservation, such as tree cultivation, the use of digital media, harnessing local knowledge, involving youth, source visitation, maintaining local traditions, local innovations for livelihoods and conservation, diverse needs for financial support, and significant human resource mobilization. These strategies, along with emerging epistemic group opportunities (e.g., diverse catalogs of local traditions and Resan trees) and inspired by KRG's commons management, their information dissemination, and the impetus to design and evaluate local community-based conservation activities in various regions.

Kata Kunci : Commoning, Commons, Gunungkidul, Karst landscape, Resan Community

  1. S2-2024-502175-abstract.pdf  
  2. S2-2024-502175-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-502175-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-502175-title.pdf