Laporkan Masalah

KELAYAKAN FINANSIAL DAN EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHA TANI BUAH NAGA MERAH DI BANYUWANGI BAGIAN UTARA

DIAN ARI RAMADHANI, Prof. Dr. Ir. Dwidjono H Darwanto, S.U.;Arini Wahyu Utami, S.P., M.Sc., Ph.D.

2024 | Tesis | S2 Magister Manj.Agribisnis

Budidaya buah naga di Kabupaten Banyuwangi di wilayah utara terdapat di 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Banyuwangi, Kabat, Giri, Glagah, dan Kalipuro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kelayakan dan efisiensi pertanian buah naga merah di Banyuwangi utara. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan untuk menilai kelayakan pertanian buah naga adalah R/C, net B/C, Payback Period, dan BEP. Sementara itu, efisiensi diukur menggunakan metode NPMxi/Pxi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Banyuwangi Utara merupakan salah satu daerah yang mengembangkan budidaya buah naga. Dalam satu tahun, diperoleh pendapatan bersih rata-rata sebesar IDR 72,120,932, dengan pendapatan rata-rata IDR 109,145,676 dan total biaya rata-rata yang dikeluarkan sebesar IDR 37,024,744. Pertanian buah naga di Banyuwangi dinyatakan layak berdasarkan rasio R/C sebesar 2.95, rasio net B/C sebesar 1.95, payback period 0.51 dan pendapatan (Rp. 4,038,390,000) > pendapatan BEP (Rp. 2,711,296,902). Produksi (573,050 kg) > jumlah produksi BEP (38,473 kg) dan harga (7,047 Rp/kg) > harga BEP (2,391 Rp/kg). Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi buah naga di Banyuwangi Utara adalah luas lahan, jumlah tanaman, pupuk kandang, pupuk kimia padat, dan herbisida (Roundup), sedangkan pupuk kimia cair, fungisida (Amistar Top) dan tenaga kerja tidak memiliki pengaruh signifikan. Usaha tani buah naga di Banyuwangi Utara belum efisien. Nilai NPMxi/Pxi untuk faktor produksi luas lahan (1,33), pupuk kimia padat (1,56) dan herbisida (7,42) belum efisien, sedangkan jumlah tanaman (0,06) dan pupuk kandang (0,43) tidak efisien.

Dragon fruit cultivation in the northern region of Banyuwangi Regency, there are 5 sub-districts that produce dragon fruit, namely Banyuwangi, Kabat, Giri, Glagah and Kalipuro sub-districts. The aim of this research is to study the feasibility and efficiency of red dragon fruit farming in northern Banyuwangi. The methodology used in this research is quantitative descriptive analysis. The methods used to assess the feasibility of dragon fruit farming are R/C, net B/C, Payback Period, and BEP. Meanwhile, efficiency is measured using the NPMxi/Pxi method. The results of this research show that North Banyuwangi is one of the areas that develops dragon fruit cultivation. In one year, it obtains an average net income of IDR 72,120,932, with an average income of IDR 109,145,676 and an average total cost incurred. amounting to IDR 37,024,744. Dragon fruit farming in Banyuwangi is said to be feasible based on the R/C ratio of 2.95, net B/C ratio of 1.95, payback period 0.51 and revenue (Rp. 4,038,390,000) > BEP revenue (Rp. 2,711,296,902). Production (573,050 kg) > BEP production quantity (38,473 kg) and price (7,047 Rp/kg) > BEP price (2,391 Rp/kg). The factors that influence dragon fruit production in North Banyuwangi are land area, number of plants, manure, solid chemical fertilizer and herbicide (Roundup), while liquid chemical fertilizer, fungicide (Amistar Top) and labor do not have a significant effect. The dragon fruit farming in North Banyuwangi is inefficient. values for land area (1.33), solid chemical fertilizer (1.56), and herbicide (7.42) indicate not yet efficient, whereas the values for the number of plants (0.06) and organic fertilizer (0.43) are not efficient.

Kata Kunci : Potensi pertanian buah naga, analisis kelayakan finansial, efisiensi

  1. S2-2024-466604-abstract.pdf  
  2. S2-2024-466604-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-466604-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-466604-title.pdf