Evaluasi Implementasi Rekam Medis Elektronik Berdasarkan Kematangan Digital di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Dina Kristinawati, Ir. Adhistya Erna Permanasari, S.T.,M.T.,Ph.D; Dr.dr Guardian Yoki Sanjaya.,M.Health., Info
2024 | Tesis | MAGISTER KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN
Pendahuluan :Rekam medis elektronik (RME) yang
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan primer memberikan manfaat untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan meningkatkan kualitas dalam melakukan
dokumentasi data di dalam rekam medis, namun masih ada keterbatasan dalam hal
kesiapan, kemampuan dan infrastruktur selain itu juga masih ada keterbatasan
pemanfaatan RME serta kesenjangan dalam menerapkan teknologi informasi
kesehatan sehingga bisa mempengaruhi kualitas pelayanan secara menyeluruh.
Tujuan : melakukan evaluasi implementasi rekam medis
elektronik berdasarkan kematangan digital di fasilitas pelayanan kesehatan
primer dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan untuk memperkuat
pengambilan kebijakan dalam mendukung transformasi kesehatan di layanan primer
Metode : Tempat penelitian dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan primer di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, metode mixed
method (Sequential
explanatory) tahap pertama
kuantitatif dengan cara semua fasilitas kesehatan layanan primer dibagi
kuesioner self assessment, Instrumen self-assessment
yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan CHISU USAID dan
FK KMK UGM dengan responden kuantitatif adalah semua fasilitas pelayanan
kesehatan primer yang sudah terdaftar di platform Satu Sehat Kementerian
Kesehatan yaitu jumlah responden yang terdaftar di Satu Sehat 195 fasilitas
pelayanan kesehatan, yang bersedia mengisi survey adalah 150 terdiri dari
Puskesmas (27), Klinik (67), Praktik Mandiri Dokter (22), Praktik Mandiri
Dokter Gigi (24) dan Praktik Mandiri Bidan (10), dan tahap kedua
kualitatif (wawancara). purposive sampling
berjumlah 13 (Tiga Belas) orang terdiri dari Pemangku Kepentingan, Pengelola
Program, Penanggung Jawab Rekam Medis Elektronik Puskesmas dan Klinik, Praktik
Mandiri Dokter, Praktik Mandiri Dokter Gigi dan Praktek Mandiri Bidan
Hasil : Secara keseluruhan Digital Maturity Index (DMI) di layanan
primer lebih rendah (2,89 dari skala 5) dan penerapan RME adalah 1,55 (dari
skala 7). Tingkat Kematangan Digital Puskesmas (3,55), Klinik (3,20), Praktik
Mandiri Dokter gigi (2,68), Praktek Mandiri dokter (2,53) dan Praktek Mandiri
Bidan (1,81). Hal ini secara konsisten serupa dengan adopsi RME yang lebih
tinggi di Puskesmas (2,22), Klinik (1,88), Praktek mandiri dokter (1,13),
Praktek Mandiri dokter gigi (0,73), Praktek Mandiri Bidan (0,45), layanan
primer lainnya sebagian besar masih menggunakan rekam medis kertas. Beberapa
faktor seperti masih minimnya pengalaman menggunakan RME, ketersediaan penyedia
RME yang sesuai kebutuhan, pembiayaan, keterhubungan dengan sistem informasi
lain, ketersediaan jaringan internet menjadi beberapa faktor yang menghambat
penerapan teknologi digital di layanan primer.
Kesimpulan :Fasilitas pelayanan kesehatan
primer masih mengalami keterlambatan dalam melakukan adopsi rekam medis
elektronik terutama pada praktik mandiri.
Keywords: kematangan digital, layanan primer, rekam medis elektronik
Introduction: Electronic medical records (RME) carried out
in primary health care facilities provide benefits to improve the quality of
health services and improve the quality of data documentation in medical
records, but there are still limitations in terms of readiness, capabilities
and infrastructure. In addition, there are also limitations in the use of RME
and gaps in implementing health information technology so that it can affect
the overall quality of service.
Objective: to evaluate the
implementation of electronic medical records based on digital maturity in
primary health care facilities in improving the quality of health services to
strengthen policy making in supporting health transformation in primary care.
Methods: The research was
conducted in primary health care facilities in the work area of the Bantul
Regency Health Office, mixed method (Sequential explanatory) the first stage is
quantitative by means of all primary health care facilities divided into
self-assessment questionnaires, The self-assessment instrument developed by the
Ministry of Health in collaboration with CHISU USAID and FK KMK UGM with
quantitative respondents are all primary health care facilities that have been
registered in the Ministry of Health's Satu Sehat platform, namely the number
of respondents registered in Satu Sehat 195 health care facilities, who are
willing to fill out the survey are 150 consisting of Puskesmas (27), Clinics
(67), Independent Doctor Practices (22), Independent Dentist Practices (24) and
Independent Midwife Practices (10), and the second stage is qualitative
(interviews). purposive sampling of 13 (Thirteen) people consisting of
Stakeholders, Program Managers, Person in Charge of Electronic Medical Records
of Puskesmas and Clinics, Independent Medical Practices, Independent Dental
Practices and Independent Midwife Practices.
Results: The overall Digital
Maturity Index (DMI) in primary care is lower (2.89 out of a scale of 5) and
the application of RME is 1.55 (out of a scale of 7). The Digital Maturity
Level of Puskesmas (3.55), Clinic (3.20), Dentist Independent Practice (2.68),
Doctor Independent Practice (2.53) and Midwife Independent Practice (1.81).
This is consistently similar to the higher adoption of RME in Puskesmas (2.22),
Clinics (1.88), doctor independent practice (1.13), Dentist independent
practice (0.73), Midwife independent practice (0.45), while other primary care
services mostly still use paper medical records. Several factors such as the
lack of experience using RME, the availability of RME providers that meet the
needs, financing, connection with other information systems, and the
availability of internet networks are some of the factors that hinder the
application of digital technology in primary care.
Conclusion: Primary health care
facilities are still experiencing delays in adopting electronic medical
records, especially in independent practices.
Keywords:
digital maturity, primary care, electronic medical record
Kata Kunci : kematangan digital, layanan primer, rekam medis elektronik,digital maturity, primary care, electronic medical record