Hubungan Skor Pignatti dengan Kesintasan Pasien Glioma
Budi Cahyono, dr. Rusdy Ghazali Malueka, Ph.D, Sp.N, Subsp.N.Onk(K); dr. Amelia Nur Vidyanti, Ph.D, Sp.N, Subsp.NGD(K)
2024 | Tesis-Spesialis | S2 Ilmu Penyakit Saraf
Latar belakang: Glioma merupakan suatu keganasan yang paling sering dijumpai di Indonesia. Marker molekuler telah menjadi komponen penting dalam penegakkan diagnosis hingga penetapan terapi dan prognosis. Namun, akses ke fasilitas tersebut masih sangat terbatas. Skor Pignatti menjadi alternatif yang mudah digunakan dalam menentukan prognosis. Studi ini bertujuan untuk mencari hubungan antara skor Pignatti dengan kesintasan pasien glioma.
Metode: Penelitian observasional analitik dengan rancangan kohort retrospektif dilakukan kepada 135 subjek. Data diambil dari rekam medis dan diikuti selama 5 tahun terakhir, sejak tahun 2018 hingga 2023. Kesintasan dianalisis dengan metode Kaplan- Meier menggunakan log-rank. Analisis Cox regression digunakan untuk mengidentifikasi faktor prognostik.
Hasil: Sebanyak 135 subjek diikutkan dalam studi ini. 77 (57%) memiliki skor Pignatti tinggi dan 58 (43%) subjek memiliki skor rendah. Klasifikasi skor Pignatti memiliki hubungan yang signifikan dengan tipe histologis glioma (p value .000). Tidak ada hubungan yang bermakna pada kesintasan pasien glioma dengan skor Pignatti tinggi dan rendah (8.73 dan 12.2 bulan; p value .511). Usia >40 tahun memiliki hazard ratio (HR) 4.333 (p value .000) terhadap kesintasan pasien glioma.
Kesimpulan: Pasien dengan skor Pignatti risiko tinggi memiliki kesintasan yang lebih pendek dibandingkan dengan risiko rendah, namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik.
Objective: Glioma is the most common malignancy found in Indonesia. Molecular markers have been a crucial component in establishing diagnosis, therapy, and prognosis for glioma patients. However, limited access to the mentioned facility is still common. Pignatti Score serves a reliable alternative to determine prognosis. The purpose of this study is to identify the relation between Pignatti Score and glioma survival.
Methods: This study is an analytical observational study with retrospective cohort design. Data from medical records from 135 subjects were included in this study. 5-year follow-up was conducted from 2018-2023. Survival analysis was done using Kaplan-Meier method and Cox Regression for multivariate analysis.
Results: A total of 135 subjects were included in this study. 77 (57%) had high-risk Pignatti Score and 58 (43%) subjects had low-risk Pignatti Score. Pignatti Score classification demonstrated significant correlation with glioma histologic type (p .000). There was no significant correlation between glioma survival and Pignatti Score classification (low vs high, 12.2 vs 8.73 months; p .511). Age >40 years old displayed a hazard ratio (HR) of 4.333 (p .000) for glioma survival. Usia >40 tahun memiliki hazard ratio (HR) 4.333 (p value .000)
Conclusions: Patients with high-risk Pignatti Score demonstrated a shorter survival compared to low-risk Pignatti Score. However, it is not statistically significant.
Kata Kunci : Skor Pignatti, kesintasan, glioma, prognosis