Analisis Pelaksanaan Clinical Pathway Covid-19 Di Rumah Sakit Pertamina Balongan
SAPTA YUDHA OKA, Dr. dr. Djayanti Sari, M.Kes., SpAn., KAP; Dr. dr. Rizaldi Taslim Pinzon, M.Kes., Sp
2024 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Latar Belakang: Rumah Sakit sebagai salah satu instistusi kesehatan harus memberikan pelayanan kepada seluruh pasien tanpa mengurangi mutu pelayanan. Untuk memastikan hal tersebut, maka perlu dibuatkan Clinical Pathway terutama Clinical Pathway COVID-19 dengan gejala sedang. Clinical Pathway COVID-19 di Rumah Sakit Pertamina Balongan telah dibuat dan dilaksanakan sejak Juni 2021. Namun demikian, pernah dilakukan evaluasi secara sederhana, dan belum pernah dievaluasi kendala pelaksanaannya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan Clinical Pathway COVID-19 di Rumah Sakit Pertamina Balongan. Tujuan umumnya adalah untuk memahami sejauh mana Clinical pathway COVID-19 diterapkan di rumah sakit. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana komite medik dan komite mutu menilai pelaksanaan clinical pathway, serta mengidentifikasi cara dokter, perawat, farmasi, dan nutrisionis menerapkannya. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menilai peran dan intervensi manajemen dalam mendukung penerapan Clinical Pathway COVID-19.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam (in-depth interview) dengan informan utama yaitu komite medik, komite mutu, dokter penanggung jawab pasien (DPJP) dan manajemen, sedangkan informan triangulasi yaitu supervisor, dokter, perawat, farmasi dan nutrisionis.
Hasil dan pembahasan: Rumah Sakit Pertamina Balongan memiliki pemahaman yang baik mengenai clinical pathway di kalangan tenaga kesehatan dan manajemen, namun menghadapi tantangan dalam implementasinya. Hambatan utama meliputi kepatuhan tenaga kesehatan yang tidak memadai, ketidakseimbangan sumber daya, dan komunikasi yang tidak efektif. Meskipun fasilitas penunjang medis sudah memadai, kekurangan obat dan oksigen mengurangi efektivitas pelayanan. Sosialisasi dan pelatihan yang tidak merata mengakibatkan banyak tenaga kesehatan tidak sepenuhnya memahami atau menerapkan pedoman yang ada. Meskipun evaluasi rutin dilakukan, tidak semua pihak mengetahui atau memahami proses evaluasi tersebut, menunjukkan perlunya sosialisasi lebih lanjut. Untuk meningkatkan efektivitas clinical pathway, rumah sakit perlu memperbaiki komunikasi, memastikan ketersediaan sumber daya, serta memperkuat manajemen logistik dan pengawasan implementasi.
Kesimpulan: Pemahaman pengetahuan yang baik tentang cinical pathway, namun implementasi belum optimal. Komunikasi, sumber daya, sarana prasarana, dan kendala mempengaruhi pelaksanaan clinical pathwaydi RS Pertamina Balongan.
Background: Hospitals, as healthcare institutions, must provide services to all patients without compromising the quality of care. To ensure this, Clinical Pathways, particularly the COVID-19 Clinical Pathway for moderate symptoms, are necessary. The COVID-19 Clinical Pathway at Pertamina Balongan Hospital has been implemented since June 2021. However, a simple evaluation has been conducted, and the implementation challenges have not been comprehensively evaluated.
Objective: This study aims to analyze the implementation of the COVID-19 Clinical Pathway at Pertamina Balongan Hospital. The general objective is to understand the extent to which the COVID-19 Clinical Pathway is applied at the hospital. Specifically, the study aims to evaluate how the medical committee and quality committee assess the implementation of the clinical pathway, and to identify how doctors, nurses, pharmacists, and nutritionists apply it. Additionally, the study seeks to assess the role and interventions of management in supporting the implementation of the COVID-19 Clinical Pathway.
Method: This research is a descriptive qualitative study, using in-depth interviews for data collection. Key informants included the medical committee, quality committee, patient care physicians (PCP), and management, while triangulation informants consisted of supervisors, doctors, nurses, pharmacists, and nutritionists.
Result and Discussion: Pertamina Balongan Hospital has a good understanding of the clinical pathway among healthcare staff and management, but faces implementation challenges. Key obstacles include inadequate compliance from healthcare workers, resource imbalances, and ineffective communication. Although medical support facilities are sufficient, shortages in medication and oxygen reduce service effectiveness. Uneven socialization and training result in many healthcare workers not fully understanding or applying the guidelines. While routine evaluations are conducted, not all parties are aware of or understand the evaluation process, indicating a need for further socialization. To enhance the effectiveness of the clinical pathway, the hospital should improve communication, ensure resource availability, and strengthen logistics management and implementation oversight.
Conclusion: A good understanding of the clinical pathway is present, but its implementation is not yet optimal. Communication, resources, facilities, and constraints impact the execution of the clinical pathway at Pertamina Balongan Hospital.
Kata Kunci : Clinical Pathway, COVID-19, evaluasi, Rumah Sakit, Clinical Pathway, COVID-19, evaluation, hospital